Kabut Asap, Warga Palangkaraya Kurangi Aktivitas Luas Rumah

Kabut asap di Kalimantan sudah mengganggu kesehatan.(dok)
Kabut asap di Kalimantan sudah mengganggu kesehatan.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Kabut asap makin pekat menyelimuti seluruh wilayah Palangka Raya menyebabkan warga ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu mengurangi aktivitas dan mengurung diri di rumah masing-masing.

Sejak pagi ketebalan asap semakin pekat dengan partikel debu yang sangat terasa ketika berada di luar rumah serta rasa perih di mata.

Jalan-jalan di Kota Palangka Raya yang biasanya ramai tampak lengang dan tak banyak warga yang beraktivitas. Lalulintas kendaraan di jalan seperti di kawasan Jalan RTA Milono yang merupakan salah satu ruas jalan protokol di ibu kota Provinsi Kalteng lebih lengang.

Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia telah mengeluarkan surat edaran yang isinya meliburkan seluruh sekolah Taman Kanak-Kanak atau Pendidikan Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Dasar (SD) hingga sepekan ke depan atau sampai Rabu (16/9/2015).

Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) jam masuk sekolah ditunda menjadi pukul 09.00 WIB dan kembai ke rumah ba’da Shalat Dhuzur atau pukul 13.00 WIB.

Kebijakan Wali Kota Riban Satia meliburkan dan menunda jam masuk sekolah atas pertimbangan kabut asap yang membawa partikel debu dari terbakarnya lahan sudah pada kategori membahayakan bagi kesehatan manusia.

Pemerintah Provinsi Kalteng juga menyatakan, daerah itu dalam kondisi tanggap darurat bencana kebakaran lahan dan kabut asap.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Joko Eko HS, SP,MP memprediksi kabut asap pekat yang menyelimuti wilayah udara Palangka Raya dan beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah terus berlangsung hingga beberapa pekan ke depan.

Upaya pemadaman secara manual dan konvensional tidak bisa mengatasi kebakaran lahan gambut dengan luasan yang terus bertambah dan bahkan menyasar ke sekitar kawasan pemukiman penduduk.

“Keterlambatan penanganan dari kebakaran lahan skala kecil sebagai penyebab wilayah udara Kalteng terkepung kabut asap yang sudah berdampak bagi berbagai aktivitas dan ancaman kesehatan warga,” ucap Joko Eko, Kamis (10/9/2015).(Ant/Tan)

Share
Leave a comment