TRANSINDONESIA.CO – Petani di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) mulai merasakan kesulitan untuk mendapatkan air irigasi untuk mengairi persawahaan akibat musim kemarau di daerah itu.
“Kami mengalami kesulitan untuk menanam padi karena hampir tidak ada air mengalir lahan pertanian, ” kata Jan, petani padi asal Minahasa, di Manado, Selasa (25/8/2015).
Jan mengatakan, biasanya Agustus sudah menanam padi, namun saat ini belum ada tanda-tanda akan turun hujan sehingga diperkirakan masa tanam akan berganti menjadi akhir tahun ini.
Apalagi, katanya, kemarau akan terjadi sampai akhir tahun 2015. Jika hal itu terjadi, petani tidak akan bisa menanam padi karena hanya berharap pada air hujan.
Refly, petani asal Minahasa Tenggara mengatakan berhektare-hektare sawah di kabupaten tersebut mengalami kesulitan air bahkan sebagian besar telah mengalami kekeringan cukup parah.
Dia mengatakan petani selama ini hanya mengandalkan pengairan dari irigasi dan air hujan sehingga terpaksa harus menunda bertanam padi.
Sawah yang sudah diolah dan siap untuk ditanami mengalami kekeringan, bahkan bibit padi yang telah disemai juga kering.
“Kami merugi saat musim kemarau seperti saat ini, sawah yang sudah diolah menjadi kering dan mulai pecah-pecah. Sementara selama ini hanya mengandalkan pengairan sawah dari saluran irigasi dan tadah hujan,” jelasnya.(Ant/Jei)