TRANSINDONESIA.CO – ” … Sekali merdeka tetap merdeka, selama hayat. Mash di kandung badan kita tetap setia, tetap setia mempertahankan Indonesia ….”.
Bagaimana dengan semangat patriotisme di zaman sekarang pada era global, digital dan era yang semua serba instan?
Semangat membela dan mempertahankan negara disaat ini para pejuang pengisi kemerdekaan yang menunjukan jiwa juang dan spiritnya dalam mendorong dan memajukan bangsanya menjadi bangsa yang besar, bangsa yang memiliki kebanggaan, bangsa yang mampu menekan angka kemiskinan, pengangguran dan kebodohan.
Bangsa yang mampu mensejahterakan rakyatnya, mampu memodernisasikan bangsa dan negaranya, mampu memposisikan bangsanya pada tingkat-tingkat kehormatan pada dunia internasional.
Pejuang-pejuang pengisi kemerdekaan tugas tanggung jawabnya juga mencerdaskan bangsanya agar tidak berkutat pada status quo, dan mempertahankan pada zona nyamanya dalam hal : 1. Birokrasi yang paternalistik yang tidak rasional dan tidak profesional, 2. Sistem-sistem yang manual, parsial dan konvensional yang menjadi peluang terjadinya korupsi,kolusi dan nepotisme 3. Mafia/premanisme baik dalam birokrasi maupun dalam sekitar lain dalam menguasai sumber daya, 4. Sistem perekonomian yang sarat dengan pola-pola dominasi yang tidak fair dan sarat KKN, 5. Sistem edukasi yang tidak mencerdaskan, 6. Sistem sosial dan budaya yang masih memanfaatkan primordialisme sebagai alat penguasaan, mencari solidaritas dan legitimasi, 7. Sistem pelayanan publik yang sarat dengan pemalakan, 8. Kejahatan-kejahatan dari konvensional sampai dengan trans nasional dipelihara sebagai alat bargaining/untuk mengalihkan perhatian.
Masih banyak hal lain yang menjadi kutu dan benalu yang dilakukan oleh bangsanya sendiri yang tidak mencintai bangsa dan negaranya dan trs menerus menggerogoti kemerdekaan.
Para pejuang pengisi kemerdekaan sangat berat tantanganya dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan karena harus menghadapi ketololan2-ketololan dari bangsanya sendiri. Mereka bagai ular naga karena mereka berkuasa, punya banyak sumber daya, harta melimpah, massa, media pun dikuasainya. Siapa berani pasti mati atau langsungg dimatikannya. .(CDL-180815)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana