TRANSINDONESIA.CO : Pedagang beras di Pasar Induk Johar Karawang mengeluh akibat ketimpa harga gabah.
Harga beras lebih murah dari harga gabah (padi), dimana harga padi Rp5.100 yang hanya menjadi 58 kilo dari perkwintalnya sudah termodal Rp9.500 sedangkan harga jual dibawahnya Rp8.800.
“Presiden Jokowi payah, pedagang beras merugi bahkan para pemilik kilang mulai banyak tutup,” kata Abdul Gani pemilik toko bears Sri Mandiri dikawasan Pasar Induk Johar, Karawang, Jawa Barat.
Akibatnya pasokan beras semakin menurun bahkan mendekati lebaran stok beras dikhawatirkan kosong.
Penutupan kilang beras didaerah Tegal Lurung, Pasir Ukem, Gempol Cilamaya, Jati Sari dan daerah Pabuaran Subang.
Hal itu diakibatkan tingginya harga gabah sedangkan harga penjualan jauh menurun.
Dikatakan Abdul Gani yang akrab disapa dengan Bang Dul, tutupnya penggilingan beras mempengaruhi distribusi beras hingga pasokan semakin turun.
“Dari penggiling tidak beroperasi, hingga pasokan beras berkurang separuh dari hari biasa,” ujarnya.
Sementara, pedagang beras sampai kini tidak berani menaikan harga karena kurangnya pembelian.
“Jangankan untuk naik, pembelian saat ini saja sangat sepi,” tuturnya.
Sepinya pembelian beras juga dipicu masuknya tahun ajaran baru dan liburan lebaran.
Pedagang di Pasar Johar itu sudah mengeluh bahkan banyak yang bincangkan Jokowi yang tidak punya kemampuan dalam mengendalikan beras.
“Bagaiaman mau mengendalikan ekonomi yang kian tidak jelas, mengendalikan beras saja tak mampu. Jokowi payah,” keluh Bang Dul.(din)