
TRANSINDONESIA.CO – Forum Kesehatan Masyarakat Medan (FKMM) menggandeng Serikat Boemi Poetera untuk membuka akses bagi masyarakat miskin Kota Medan, Sumatera Utara, terhadap program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
“Program BPJS sudah lama diluncurkan pemerintah. Tapi, dari data yang kami himpun saja, ada lebih dari sepuluh ribu kepala keluarga yang belum terjangkau BPJS,” ujar Joko, salah seorang pendiri dan penggiat FKMM, saat berdialog dengan Sekretaris Nasional (Seknas) Serikat Boemi Poetera Ir. H. Abdullah Rasyid, ME, di Sekretariat Serikat Boemi Poetera, Jalan Kenanga Sari No 2, Medan Selayang, Sabtu (30/5/2015).
Joko mendatangi Sekretariat Boemi Poetera bersama belasan aktivis FKMM. Mereka berharap mendapat dukungan dari Serikat Boemi Poetera untuk menembus birokrasi kepesertaan BPJS.
“Jujur selama ini saya belum pernah berobat ke RSU Pirngadi Medan, RSUP Haji Adam Malik maupun rumah sakit pemerintah lainnya. Saya aktif di FKMM ini untuk membantu masyarakat di lingkungan saya yang banyak sekali membutuhkan layanan rumah sakit pemerintah lantaran ketidakmampuannya berobat ke rumah sakit swasta. Sebelum ada BPJS, mereka masih terlayani dengan menggunakan Jamkesmas atau Kartu Medan Sehat. Sekarang itu tidak berlaku lagi, sementara mereka tidak terdaftar sebagai peserta BPJS PBI (Penerimba Bantuan Iuran),” ujar Hj. Ita, warga Jalan Merak, Kelurahan Sei Sekambing B, Kecamatan Medan Sunggal, di hadapan Abdullah Rasyid dan beberapa aktivis Serikat Boemi Poetera.
Menanggapi harapan FKMM, Abdullah Rasyid menegaskan pihaknya siap bergandengan tangan untuk mendobrak birokrasi layanan kesehatan bagi warga FKMM. Terlebih, persoalan-persoalan yang dihadapi kaum marjinal merupakan konsentrasi pendampingan Serikat Boemi Poetera.
“Sebelum kawan-kawan dari FKMM datang, saya terlebih dahulu mengontak Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Ghazali Situmorang, yang berkebetulan senior saya sewaktu di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Nah, DJSN ini kan merupakan regulator yang mengawasi pelaksanaan program BPJS. Menurutnya, upaya FKMM mendata masyarakat miskin yang layak menjadi peserta BPJS merupakan langkah baik,” ujar alumnus SMU Negeri 1 Medan.
Pria yang juga dikenal sebagai aktivis ’98 ini selanjutnya memberi pencerahan kepada warga FKMM mengenai program BPJS dan bagaimana mengaksesnya. Sejatinya, tukas dia, kesulitan mengakses BPJS merupakan problem yang mendera masyarakat miskin di seluruh daerah di Indonesia ini, terutama di perkotaan.
Rasyid berjanji akan menggali informasi lebih detail lagi mengenai BPJS agar segera bisa diakses. Dan, mantan Staf Ahli Menko Perekonomian era SBY ini kemudian mendorong warga FKMM untuk lebih aktif berkorespondensi dan berkoordinasi dengan penyelenggara BPJS.
“Serikat Boemi Poetera akan membantu dengan segenap potensi yang kami miliki. BPJS maupun seluruh fasilitas yang disediakan pemerintah merupakan hak yang mutlak harus bisa diakses kaum bumi putra,” tandasnya, yang diiringi riuh-rendah applause warga FKMM.(don)