TRANSINDONESIA.CO – Pilkada di DKI Jakarta akan kembali digelar pada 2017. Namun gambaran siapa yang mampu menggantikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memimpin Jakarta periode berikutnya mulai bermunculan dari pandangan publik.
Hasil survei yang dilakukan Cyrus Network memunculkan sosok Walikota Bandung Ridwan Kamil biasa disapa Kang Emil dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Keduanya berpotensi menjadi saingan terberat Ahok jika maju sebagai incumbent dalam Pilkada DKI 2017 nanti.
Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi mengaku melihat ada upaya serius yang dibungkus rapi dengan sangat elegan untuk menarik perhatian publik. Dugaan awal terlihat pada momen Konferensi Asia-Afrika (KAA) beberapa waktu lalu di Jakarta dan Bandung.
“Survei yang kami lakukan ini berlatar belakang rasa penasaran. Momen KAA kemarin sepertinya dimanfaatkan untuk menguatkan karakter dan figur Ridwan Kamil secara masif ke level nasional. Untuk itu kami buktikan secara scientific,” ujar Hasan di D’ Consulate Lounge, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Dugaan tersebut kemudian dijadikan hepotesis awal untuk dilakukan penelitian. Sebagai kontrol, nama Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas juga dimasukkan dalam survei. Publik mempersepsikan bahwa selama ini keduanya sebagai pemimpin yang berprestasi.
“Namun melihat kemiripan karakter wilayah yang dipimpin serta intensitas berita dalam 2 tahun terakhir, hanya Emil dan Risma yang patut disandingkan. Emil berada di kota besar yang dekat dengan Ibukota. Risma juga di Kota Surabaya bahkan lebih besar dari Bandung. Kalau di Banyuwangi, susah dilihat publik karena media jarang masuk ke kota kecil,” terang dia.
Survei yang dilakukan pada 24-30 April 2015 ini melibatkan 1.000 responden dari warga DKI Jakarta yang berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah. Tingkat kepercayaan dalam survei ini sebesar 95% dengan margin of error kurang lebih 3,1%.
Terkait popularitas, Cyrus Network menanyakan kepada responden tanpa memberikan pilihan nama maupun foto/gambar tokoh. Hasilnya ada 3 nama yang mempunyai penilaian tertinggi, yakni Ahok sebesar 96,6% disusul Risma 74,5% dan Emil 73%. Sementara sejumlah tokoh nasional lainnya seperti Menteri Susi, Prabowo Subianto, Wagub Djarot, Haji Lulung, Fauzi Bowo, dan lainnya tingkat popularitasnya masih di bawah 50%.
Sementara tingkat kesukaan kesukaan terhadap ketiganya hampir seimbang. Ahok mendapat poin 62%, sedangkan Emil 62,7% dan Risma 65,6%.
Sedangkan tingkat pemilihan/elektabilitas dalam Pilkada DKI 2017 tanpa memberikan pilihan, nilai tertinggi dipegang Gubernur Jakarta saat ini. Ahok mendapat poin 26,7%, disusul Jokowi 6%, Emil 5,9%, Fauzi Bowo 4,1%, dan Risma 3,1%. Namun saat diberikan pilihan nama dan gambar, 33,9% reaponden memilih Ahok, Risma naik menjadi 11,4%, dan Emil 10,4%.
Pemilihan calon dikerucutkan menjadi 10 hingga 4 nama terbesar. Dan hasilnya selalu Ahok, Emil, dan Risma yang mendapat poin 3 terbesar.
Kemudian jika 2 nama yang akan maju dalam Pilkada DKI 2017 nanti, Ahok dan Emil mempunyai suara yang hampir seimbang. Ahok 42,5%, Emil 38,6%, belum memutuskan 13,8%, dan tidak menjawab 5,1%. Sedangkan jika Ahok melawan Risma, maka Ahok 42,8%, Risma 37,2%, belum memutuskan 14,3%, dan tidak menjawab 5,3%.
Melihat angka tersebut tentu Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini menjadi ancaman besar bagi Ahok seandainya mereka akan maju dalam Pilkada 2017 nanti. Berdasarkan survei, banyak hal yang harus diperbaiki dalam kepribadian Ahok. Seperti manajemen emosi, pemilihan kata, sosialisasi dengan masyarakat, dan sebagainya.
Dari hasil survei ini, Cyrus Network menilai kuatnya dukungan terhadap kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa publik di DKI telah memiliki perspektif yang rasional. Mereka juga hanya mau memilih kandidat pemimpin yang dipersepsikan berhasil dan berintegritas tinggi, meskipun tokoh tersebut bukan dari Jakarta.(lp/yan)