TRANSINDONESIA.CO – Dukungan konkret terhadap Ir. H. Abullah Rasyid, ME dalam proses Pilkada Medan, Sumatera Utara, muncul dari jaringan aktivis yang menamakan diri “Kawan Rasyid”. Mereka menggebrak dengan Gerakan 10.000 Relawan dan Spanduk.
“Setelah membaca berita di media cetak dan elektronik bahwa Rasyid mendaftar jadi calon Walikota Medan lewat PAN, Gerindra dan Hanura, kami berkumpul membahas apa yang bisa dilakukan untuk membantu langkah kawan kami ini,” ujar Marjoko, SH., di sela-sela pemasangan spanduk dikawasan Padangbulan, Medan.
Marjoko adalah kawan Abdullah Rasyid di jaringan aktivis lingkungan. Menurut dia, bentuk dukungan akhirnya disepakati dengan memasyarakatkan visi “Bangga Medan” yang diusung Abdullah Rasyid.
“Kita kemudian melibatkan seluruh jaringan sosial yang masing-masing kita bina selama ini, termasuk sanak famili di Medan,” tambahnya.
Pola sistematis pun disiapkan agar dalam tempo cepat visi “Bangga Medan” dapat memasyarakat. Didampingi Rulianto Gondrong, juga aktivis lingkungan, Marjoko menjelaskan pihaknya mengorganisir 10.000 relawan. Tahap awal, masing-masing relawan mempersiapkan pemasangan minimal satu spanduk. Dengan demikian, visi “Bangga Medan” segera tersosialisasikan minimal lewat bentangan 10.000 spanduk.
“Sebagian besar relawan memilih memasang spanduk di depan rumah masing-masing. Menurut kita ini cukup baik agar tidak mengganggu lingkungan dan spanduknya sendiri relatif dapat dijaga,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Abdullah Rasyid mengaku sudah dikonfirmasi kawan-kawannya di Medan mengenai Gerakan 10.000 Relawan dan Spanduk yang didedikasikan untuk mendukung langkahnya menghadapi pilkada. “Saya terharu dan sangat berterima kasih. Cuma itu yang bisa saya ungkapkan, lantaran menurut saya tak ada kalimat yang secara tepat dapat menggambarkan betapa besar arti dari dukungan kawan-kawan itu,” tukasnya via selular.
Visi “Bangga Medan” sendiri, lanjut Rasyid, dipersiapkannya untuk kelak memimpin pembangunan Kota Medan. Dia ingin kota ini menjadi kota kebanggaan bersama, yakni kota berbudaya dengan masyarakat yang cendekia dan sejahtera.
“Kota berbudaya adalah sebuah kota yang tampilan fisiknya tertata dan mencerminkan nilai-nilai peradaban. Masyarakat cendekia berarti mampu menjadi subjek dan penyeimbang pembangunan, bukan sekadar objek seperti yang selama ini terjadi. Sedangkan masyarakat sejahtera, terminiloginya adalah masyarakat yang sudah tidak kesulitan memenuhi kebutuhan dasar,” papar Rasyid.
Untuk bisa menjalankan visi pembangunannya, sejauh ini Rasyid masih bergantung pada keputusan partai-partai yang berhak mengusung calon pada Pilkada Medan Desember mendatang. Secara resmi dia telah mendaftarkan diri lewat penjaringan kandidat ang dilakukan PAN, Gerindra dan Hanura.(sur)