TRANSINDONESIA.CO – Salah satu pameran yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, tempat Konferensi Asia Afrika (KAA) berlangsung, yakni pameran wayang produksi Djawa Arts & Cratfs. Sebuah usaha kecil menengah (UKM) yang memang diundang Kementerian Perdagangan untuk ikut konferensi tingkat tinggi ini.
Benny Adrianto, pemilik sekaligus pengembang produk Djawa Arts & Crafts mengatakan, wayang yang ditampilkan kali ini wayang golek. Namun, wayang-wayang ini dibuat dengan karakter berbagai daerah. Misalnya dari Palembang, Lampung, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tak cuma mewakili karakter daerah di Tanah Air, Benny juga membuat wayang-wayang dengan karakter negara-negara Asia-Afrika. Dia sengaja membuat wayang berkarater seperti itu sebagai simbol KAA.
“Dubes Indonesia untuk Belgia tadi beli wayang karakter pengantin Sriwijaya. Harganya Rp 15 juta. Dia sengaja beli buat dibawa ke Belgia nanti,” kata Benny.
Tak cuma wayang, barang-barang produksi khas kebudayaan Tanah Air buatan sejumlah UKM juga dipamerkan di KAA. Salah satunya UKM Zaenal Songket yang memproduksi kain songket khas Palembang.
Andin, pengrajin kain songket dari UKM Zaenal Songket mengatakan, kain-kain songket yang ditampilkan kali ini dibuat dengan tenun. “Dibuat dengan tenun, bukan mesin,” ucap dia.
Ada pula pameran miniatur alat-alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Miniatur alutista yang ditampilkan buatan dalam negeri. Di antaranya dari PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Dok & Perkapalan Bahari, PT Len Industri, dan PT New Sentosa. PT Pindad memamerkan beberapa miniatur peralatan tempur.
Misalnya radio komunikasi LenVDR10-MP dan kendaraan tempur taktis, seperti Anoa 2, Badak, dan Komodo. Sedangkan PT Dirgantara Indonesia menampilkan miniatur pesawat terbang perang CN235-220, NC212i, dan N219. Kemudian PT Dok & Perkapalan Bahari memamerkan miniatur Kapal Ro-Ro Trailer Vessel dan KRI Tarakan.(lp/din/dod)