TRANSINDONESIA.CO – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 600.000 orang dari target nasional 20 juta wisatawan selama 2015.
“Kami optimistis target ini bisa tercapai dengan merujuk pada kunjungan wisatawan tahun 2014 yang mencapai 530.945 dari target sebanyak 550.000 wisatawan,” kata Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Thomas Lelan kepada Antara di Kupang, kemaren.
Ia menyadari bahwa untuk mencapai target kunjungan wisatawan sebanyak 600.000 orang bukanlah sesuatu yang mudah semudah orang membalikkan telapak tangan.
“Atas dasar itu, kami memandang penting untuk menggandeng pihak swasta dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk mengembangkan sektor kepariwisataan di daerah berbasis kepulauan ini,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa NTT memiliki beragam macam objek wisata yang memikat minat wisatawan dunia, namun infratruktur pendukungnya seperti jalan dan jembatan ke objek wisata serta akomodasi dan telekomunikasi masih sangat terbatas.
NTT memiliki sejumlah objek wisata langka yang menyihir dunia seperti Taman Nasional Komodo (TNK) di ujung barat Pulau Flores yang hanya dihuni biawak raksasa komodo (varanus komodoensis).
Satu-satunya binatang purba yang masih hidup di kawasan TNK itu yang kemudian ditetapkan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban alam di dunia (New7 Wonders).
Selain itu, NTT juga memiliki danau tiga warna yang selalu berubah-ubah warna di puncak Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende, Pulau Flores, serta objek wisata alam dan budaya yang menyebar hampir merata di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
Thomas Luan mengakui bahwa masih seretnya pengembangan sektor pariwisata di daerah ini, karena tidak melibatkan pihak swasta serta pemangku kepentingan lainnya sejak dari awal perencanaan.
Menurut dia, ada sekitar delapan poin program pengembangan sektor kepariwisataan di NTT yang perlu disusun dan disepakati bersama pihak swasta dan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi NTT menjadi destinasi unggulan wisata di Indonesia.
Poin-poin pengembangan sektor pariwisata tersebut antara lain pagelaran seni budaya berbagai etnis di NTT, dan pengembangan desa wisata yang diharapkan menjadi proyek percontohan pelaksanaan program pariwisata di NTT.
Ia menambahkan berhasil tidaknya pelaksanaan program pengembangan pariwisata, sangat bergantung pula dari peran sektor swasta dan para pemangku kepentingan untuk mau memajukan pariwisata di daerah ini.
“Ada ratusan orang muda NTT saat ini bekerja di bidang pariwisata untuk memajukan industri pariwisata di Pulau Bali. Jika industri pariwisata NTT sudah maju, saya optimistis mereka akan kembali untuk membangun pariwisata di daerahnya sendiri,” katanya.
Ia melihat pengembangan sektor pariwisata di kawasan timur Indonesia, memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan bagi Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dalam tahun 2015 ini.(ant/sun)