Ibu Pertiwi Sedang Bersusah Hati

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Lagu “Ibu Pertiwi” mengingatkan kita betapa sang ibu sedang bersusah hati melihat negeri ini yang penuh duka lara. Negeri nan elok, kaya raya, namun rakyatnya penuh duka lara dan sengsara.

Banyak konflik dan pertikaian, perbutan jabatan dan kekuasaan, para ndoronya sering tidak peka dan tidak peduli akan rakyat dan bangsanya.

Kekayaan bangsa ini yang menguap raib entah kemana dijarah dan dijual, yang akhirnya dinikmati negeri orng.

Anak bangsa yang pandai cerdas dan hebat tak mau lagi pulang karena, di negeri sendiri dianggap pecundang dan duri dalam daging. Negeri yang penuh dan dikuasai kaum preman, penguasa status quo dan penjaga comfort zone. Sedih, disna-sini penuh olok dan plesetan mencemooh negeri dan bangsa ini.

Benarkah sebodoh dan setolol itu bangsa ini? Tentu saja tidak. Bangsa ini tidak bodoh, hanya masa bodoh. Tidak lagi peduli untuk masa depan tak ingat lagi anak cucu.

Pungnak pungno (mumpung enak mumpung ono) disana senang disini senang. Berkuasa hanya untuk gagah-gagahan dan bersenang senang. Tiada hari dengan pencitran menabur pesona dalam citra.

Trans Global

Bangsa ini bangsa yang unggul dan penuh pesona, kaya akan berbagai sumber daya. Sayang seribu sayang karena salah asuhan menjadikan ibu pertiwi bersedih dan harus merana. Meratapi nasib anak bangsa yang tidak lagi peduli dan tak mampu lagi menjaga harkat dan martabat bangsa ini.

Ibu pertiwi semestinya berbahagia dan menebar senyum ceria melihat anak bangsa yang sudah mulai sadar, waras dan tidak lagi membanggakaan atas kegilaanya.

Menata Kembali

Menggeser kaum-kaum preman dan penguasa comfort zone, dan berani membabat kelompok-kelompok status quo, memang tak gampang.

Lebih sulit untuk bagkit bagi yang telah terpuruk, tatkalaa mampu bangkit dan menjadi pemenang maka itulah kehebatan ketahanan dan karakter yang kuat.

Membuat ibu pertiwi bangga dan mengusap air mata memang menjadi proses perjuangan panjang. Memerlukan pemimpin yang memiliki kewarasan, kesadaran, mimpi dan visioner dengan ketahanan dan kekuatan hati untuk menguatkan dan memajukan bangsa ini.(CDL-Jkt270315)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share