TRANSINDONESIA.CO – Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengimbau para nelayan di daerah itu tidak melaut lebih dari 15 mil untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami sudah mengingatkan kepada sekitar 1.500 nelayan dan buruh nelayan agar tidak terlalu jauh melaut. Silakah melaut tapi cukup sampai 10 hingga 15 mil saja,” kata Kepala DPKP Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Selasa (6/1/2015).
Imbauan itu dikemukakannya karena selama bulan Januari dan Februari merupakan puncak angin barat, gelombang laut akan tinggi yang tentu membahayakan para nelayan.
Ia mengakui hingga saat ini sekitar 1.500 nelayan dan buruh nelayan di Kota Mataram masih aktif melakukan aktivitas mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan biasanya nelayan lebih tahu kondisi cuaca.
Namun demikian, sebagai pelaksana pemerintah, pihaknya harus tetap mengingatkan para nelayan agar tidak melaut hingga melebihi 15 mil dari perairan pantai.
“Dalam kondisi cuaca ektrem saat ini, melaut melebihi jarak 15 mil sangat berisiko. Kami tidak menginginkan hal itu terjadi, karena itu nelayan jangan sampai memaksa diri,” ujarnya.
Di sisi lain, Mutawalli juga meminta semua nelayan agar menyiapkan diri dan waspada terhadap berbagai ancaman bencana seperti gelombang pasang yang selalu terjadi setiap tahun.
Selain kesiapan mental, kesiapan stok kebutuhan pokok juga sangat penting, sebab kendati pemerintah tetap turun memberikan bantuan, namun bantuan tidak dapat diberikan dengan segera.
“Oleh karena itu, kami berharap para nelayan dapat lebih mandiri dan waspada menghadapi puncak cuaca ektrem saat ini,” katanya.
Di samping itu, kesiapan karung yang nantinya diisi pasir untuk membuat tanggul darurat ketika terjadi gelobang pasang juga sangat penting, meskipun pemerintah kota juga telah menyiapkan sekiar 5.000 karung pada pos penanggulangan bencana di pantai Kota Mataram.(ant/sun)