
TRANSINDONESIA.CO – Selama 2014, kejadian bencana geologi yaitu gempabumi, tsunami dan erupsi gunungapi hanya 1% atau 18 kejadian dari total 1.525 kejadian bencana.
Sedangkan 99% adalah bencana hirometeorologi seperti puting beliung, banjir, longsor, karhutla, dan kekeringan.
Erupsi gunung api tercatat ada 5 kejadian yaitu erupsi Gunung Sinabung (13/9/2013) hingga sekarang), Gunung Kelud (13/2/2014), Gunung Sangeangapi (30/5/2014), Gunung Slamet (13/9/2014), dan Gunung Gamalama (18/12/2014).
“Total 24 orang tewas, 128.167 jiwa mengungsi, dan 17.833 rumah rusak. Bahkan erupsi Gunung Sinabung, saat ini masih menyebabkan 2.443 jiwa (795 KK) mengungsi di 7 titik. Sebanyak 1.212 jiwa (370 KK) harus direlokasi dalam waktu dekat ini,” kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya yang dkirim ke Transindonesia.co, Kamis (1/1/2014)
Dikatakannya, erupsi Gunung Kelud adalah yang fenomenal. Dimana material dilontarkan ke angkasa hingga 17 km. 7 tewas, sekitar 90 ribu orang mengungsi, dan 17 ribu lebih rumah rusak.
“Mengingat masyarakat sekitar Gunung Kelud sudah tangguh menghadapi bencana, dan memaknai erupsi sebagai warisan masa depan, maka pemulihan berjalan dengan cepat,” kata Sutopo.
Sementara, kejadian gempa merusak ada 11 kejadian yang menyebabkan 248 orang mengungsi dan 662 rumah rusak.
Gempa bumi terjadi antara lain di Jawa Tengah (25/1/2014) berakibat di Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Purworejo.
Untuk gelombang t\sunami ada 2 yaitu, tsunami dari gempa di Chile (2/4/2014) dan gempa 7,3 SR di Halmahera Utara pada 15/11/2014.
“Meskipun tsunami kecil, namun ancaman ini juga menjadi pelajaran bagi kita bahwa tingkat kesiapsiagaan masyarakat dan pemda dalam menghadapi tsunami masih rendah,” terang Sutopo.
Sedangkan bencana geologi, khususnya gempa dan tsunami bersifat mendadak kata Sutpo, bisa terjadi kapan saja di daerah rawan.
“Ada 386 kabupaten dan kota dengan jumlah penduduk 157 juta jiwa yang terpapar sedang-tinggi dari bahaya gempa di Indonesia. Untuk tsunami ada 233 kabupaten dan kota dengan penduduk 5 juta jiwa yang terpapar sedang-tinggi dari bahaya tsunami. Untuk itu jangan lengah, ancaman bisa terjadi kapan saja,” tuturnya.(dam)