TRANSINDONESIA.CO – Sungguh miris kondisi Muslim Rohingya di pengungsian. Dua tahun setelah mengungsi akibat kerusuhan sekterian, nasib Muslim Rohingya tidak jelas.
“Kita hidup lebih dari dua tahun di sini. Pemerintah berencana untuk menetap kami secara permanen di kamp-kamp tersebut,” kata Ba Sein, 52 tahun, anggota komite pengelolaan kamp pengungsi Muslim Rohingya, seperti dilansir Worldbulletin, Rabu (17/12/2014).
Ada sekitar 140.000 Muslim Rohingya yang menetap di kamp pengungsi yang ditentukan pemerintah. Kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan begitu ala kadarnya. Belum lagi, kesempatan kerja yang nyaris tidak ada.
Situasi ini melahirkan putus asa. Hampir 12.000 Muslim Rohingya melarikan diri. Sebenarnya, ada cara Muslim Rohingya keluar dari situasi itu. Tapi mereka harus mengakui diri sebagai etnis Bengali. Bila tidak, mereka tetap dianggap imigran ilegal.
“Kami tidak memiliki masalah untuk mengampuni orang-orang Rakhine dan hidup bersama-sama dengan mereka,” Ahmed Saffar, 48 tahun, salah seorang Muslim Rohinga.
“Tapi, kami butuh dukungan pemerintah.”(rol/fen)