TRANSINDONESIA.CO – 17 perempuan Palestina yang ditahan Israel dalam kondisi memprihatinkan. Didugamereka mengalami berbagai jenis pelecehan dan tidak mendapatkan perawatan medis.
Hal ini ini disampaikan Palestinian Detainees Committee (PDC) sebuah komite hukum untuk tahanan Palestina. Dilansir The Muslim News, Selasa (16/12/2014), PDC mengatakan, saat ini Israel telah menahan 17 perempuan Palestina.
Beberapa di antaranya Lina al-Jarbouni (40 tahun) dari Arraba al-Batouf di Akka, yang telah dipenjara lebih dari 13 tahun, dan yang termuda adalah Dima Sawahra (16 tahun) dari Yerusalem.
PDC mengatakan semua perempuan itu ditahan di penjara Israel Hasharon di mana mereka mengalami kondisi menyedihkan, kelalaian medis, serta pelecehan.
Pengacara PDC Helba Masalha berhasil mengunjungi empat tahanan yang di penjara di Hasharon, Minggu (14/12/2014) kemarin.
Ia mengabarkan pelanggaran dan pelecehan kerap terjadi di mana tentara Israel berulang kali mendobrak pintu kamar tahanan lalu memperlakukan mereka dengan tidak wajar.
Masalha berhasil mengunjungi empat tahanan perempuan Palestina. Yakni, Lina al-Jarbouni, dari Arraba di Galilea, dijatuhi hukuman 17 tahun. Lalu, Nahil Abu Aisyah, dari Hebron, dihukum 33 bulan, Boshra Tawil, dari Al Biereh Ramallah, dalam proses interogasi, dan Mona Qa’dan, dari Jenin, saat ini sedang diinterogasi.
“Tentara Israel telah menculik 3.000 orang Palestina dalam kurun waktu lima bulan. Di mana dengan rata-rata 20 orang warga Palestina yang diculik per harinya,” cetus Kepala Sensus PDC Abdul Nasser Ferwana.
Ferwana mengatakan, sekitar 43 persen atau sebanyak 13 ribu warga Palestina yang diculik berasal dari Yerusalem Timur, dan 30 persen dari mereka adalah anak-anak.(fen)