Rumah Pintar Een Sukaesih Terus Dikelola

Meski terbaring ditempat tidur, Een Sukaesih semasa hidupnya terus memberikan pelajaran pada anak didiknya. (ist)
Meski terbaring ditempat tidur, Een Sukaesih semasa hidupnya terus memberikan pelajaran pada anak didiknya. (ist)

TRANSINDONESIA.CO – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) melayat ke rumah duka Een Sukaesih (51 tahun), guru inspiratif yang meninggal dunia Jumat (12/12/2014) kemarin.

Aher tiba di kediaman Een, Sabtu (13/12/2014), di Dusun Batukarut, RT 01/06, Desa Ciberuem Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Dalam sambutannya saat pelepasan jenazah, Aher menaruh hormat atas apa yang dilakukan Een selama ini.

“Tidak salah bila beliau disebut guru kalbu. Walaupun dalam kondisi terbaring karena sakit menahun, Ibu Guru Een tak kehilangan semangat untuk mengajar anak didiknya,” ujar Aher.

Menurut Aher, almarhumah harus menjadi teladan semua orang. Karena, semasa hidupnya, mendirikan Rumah Pintar. Disanalah, almarhum Een mendedikasikan hidupnya pada anak didiknya. Walaupun, hanya mampu terbaring akibat sakit yang dideritanya selama bertahun-tahun.

”Berpulangnya tokoh pendidikan ini membuat masyarakat Jabar, bahkan Indonesia, kehilangan,” katanya.

Almarhumah, kata Aher, sosok inspirator dan teladan bagi siapa pun yang peduli dunia pendidikan. Semangat dan kepedulian sang guru pejuang tersebut, bahkan belum tentu dimiliki pendidik yang sehat sekalipun. Karena, beliau tak pernah mempersoalkan keterbatasan fisiknya. Namun, tetap fokus berupaya mencerdaskan anak didiknya.

“Karena itu, kami berharap agar Rumah Pintar yang diasuhnya terus dikelola,” katanya.

Bahkan, kata dia, harus semakin berkembang. Pengabdiannya, harus mendorong semua masyarakat agar lebih keras berjuang bagi dunia pendidikan, demi kecerdasan anak didik di manapun.

Een Sukaesih, mulai mengalami gejala kelumpuhan sejak duduk di kelas 3 Sekolah Pendidikan Guru. Berdasar tes laboratorium pada 5 April 1982, Een divonis menderita Rheumathoid Artitis. Dalam kondisi sakit, Een menyelesaikan pendidikan Program Diploma 3, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, di IKIP Bandung.

Penyakit yang menderanya tidak membuat Een meninggalkan dunia pendidikan. Ia tetap mentransfer ilmunya kepada anak didiknya, meski dalam kondisi terbaring lemah, hingga akhir hayatnya.(rol/din)

Share