Presiden Rapat Bahas ISIS

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(dok)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Meski libur, pemerintahan tetap bekerja. Mendapat laporan tentang penangkapan sejumlah orang yang diduga terkait dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria/Negara Islam Irak dan Suriah), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Minggu (14/9/2014) pukul 16.30 WIB.

“Agenda rapat terbatas hari ini adalah untuk memikirkan apa yang perlu kita lakukan di dalam negeri berkaitan dengan perkembangan dan dinamika yang disebut dengan ISIS yang sekarang menjadi topik di tingkat internasional,” ujar SBY.

Menurut Presiden, upaya yang baik adalah berpikir menjemput bola atau proaktif mengenai. Apa yang dapat dilakukan di dalam negeri dan kontribusi Indonesia untuk menghentikan berbagai tindak kekerasan dan tragedi kemanusiaan darimana pun datangnya.

SBY mengikuti sejumlah tindakan kepolisian yang berhasil mengagalkan gerakan-gerakan yang ingin melakukan aksi-aksi kekerasan di tanah air. Presiden mengingatkan, kita tidak boleh terlena dengan mengasumsikan ISIS hanya ada di luar negeri, di Timur Tengah. “Kalau kita tidak melakukan sesuatu yang tepat bisa juga terjadi di negeri kita,” Presiden SBY menegaskan.

Oleh karena itu, Presiden menggelar rapat terbatas meski hari ini merupakan libur akhir pekan. SBY mengatakan bahwa negara tidak pernah mengenal hari libur.

“Meski ini hari libur tetapi saya mengajak untuk mari kita dengan serius melakukan sesuatu untuk memastikan negara kita tetap dalam keadaan yang baik, rakyat kita tetap mendapatkan perlindungan atas keamanan dan ketenteraman,” SBY menambahkan.

Sebelumnya, di awal rapat Presiden SBY meminta maaf atas keterlambatannya. Rapat semula diagendakan pada jam 16.00 WIB. Terlambat setengah jam karena SBY tengah bekerja untuk menyelesaikan masalah terkait sistem Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

“Cukup keras sekarang ini (perdebatan di parlemen terkait sistem pilkada -red). Kekuatan politik nyaris terbelah jadi dua dengan sejumlah varian dan kemudian, konon, saya diharapkan juga ikut mencari solusi untuk membangun opsi yang terbaik,” SBY menjelaskan.

Terhadap persoalan RUU Pilkada ini, Kepala Negara berharap ada solusi atas sistem dan tatanan yang tepat.

“Tentu kita kembali kepada semangat refromasi, juga mesti melihat penyimpangan yang terjadi. Itulah yang kita letakan dalam satu zona untuk mendapatkan kira-kira apa opsi atau solusi yang akan kita tuangakan dalam sistem dan kemudian undang-undang yang berlaku ke depan,” Kepala Negara menandaskan.

Hadir dalam rapat ini Wapres Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mendagri Gamawan Fauzi, Menlu Marty Natalegawa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menag Luqman Hakim, Kapolri Jenderal Sutarman, dan Kepala BIN Marciano Norman.(pri/sof)

Share