e-Policing Spirit Bagi Petugas Kepolisian

Ilustrasi
Ilustrasi

TRANSINDONESIA.CO – Kepolisian Negara RI (Polri) sebagai pelindung, pengayom, pelayan dan penegak hukum dalam penyelenggaraan tugasnya diimplementasikan sebagai petugas Polisi yang profesional (ahli, dengan mngembangkan ilmu kepolisian), cerdas (kreatif dan inovatif: pilih orang-orang yang berkarakter), bermoral (dibangun dengan kesadaran,  dedikasi, tanggng jawab dan disiplin) dan  modern (berbasis IT).

Semua itu dijabarkan pada Pemolisian) baik pada tingkat Mabes, Polda , Polres, Polsek dan sub sektor, bahkan sampai dengan Babinkamtibmas.

Model pemolisian  yang berbasis communty policing atau dkenal dengan Polmas (Polisi Masyarakat) dalam penyelenggaraan tugas Pollri.

Di era digital, dibangun pemolisian secara on line (e-Policiing). e-Policing dapat dikatakan sebagai upaya membawa community policing pada sistem-sistem online yang sekarang ini ketika sistem-sistem manual, konvensional dan parsial, maka akan ditinggalkan atau tidak dianggap ada karena pelayananya akan lambat.

Potensi-potensi penyimpanganya juga menjadi lebh besar dan tentu saja untuk menghadapi tantangan, harapan, dan ancaman dimasa kini akan banyak yang tercecer dan jauh dari kata profesional.

On line, sistem yang berarti mengelektronikan program-program menjadi satu sstem yang terpadu dan berkesinambungan sebagai satu rangkaian sistem dalam biroktasi yang mencakup pada bidang: 1. kepemimpinan, 2. Admnstrasi, 3. Operasional, 4, Capacity buildng.

Sistem-sitem penghubung ada dibangun dengan sistem data base dan jejaring pada semua lini yang dapat digunakan untk memprediksi, mencegah, menangani, memperbaiki, meningkatkan bahkan membangun.

Dari kesemua itu itu dibuatkan modelnya sebagai berikut:

1. Model kepemiminan dilini-lini

2. Model administrasi dilini-lini

3. Model operasional dilini-lini

4. Model capacity buildingnya.

Sejalan dengan pemikiran diatas, para petugasnya dapat menjadi ikon dan simbol sebagai petugas yang berkarakter/meliliki keahlian dibidang apa saja (secara spesifik).

Tatkala tidak memiliki keahian, maka ia akan mrnjadi beban bagi institusi, bahkan bisa menjadi god father/patron bagi tumbuh dan berkembangnya premanisme birokrasi.

Spririt/passion yang diamanatkan dan diamalkan serta diimplementasikan oleh setiap petugas polisi adalah sbb:

1. Berani

Berani dalam konteks ini adalah, berani untuk  melakukan perubahan menuju kearah yang lebih baik dan selalu meningkatkan kualitas (pembelajaran). Berani untuk mengambil keputusan, dan bertanggung jawab, bahkan berkorban dalam memajukan dan membawa kepada Polri yang lebih baik.

2. Bersih

Bersih adalah tulus ikhlas dalam melaksanakan tugas tanpa pamrih dan kepentingan pribadi maupun kelompok (tidak melakukan KKN dan gratifikasi) yang dapat menyimpang dari tugas yang sebagaimana semestinya.

3. Jujur

Jujur dalam menyeenggarakan tugas berbasis pada fakta, kebenaran dan hukum sebaga panglima.

4. Adil

Adil adalah, keadian sosial yaitu mendudukan/menerapkan setiap warga masyarakat sama dimuka hukum yang mempunyai hak dan peluang yang sama.  Dalalm menyelenggarakan tugas kepolisian wajib menghormati, memberikan jaminan  dan perlindungan HAM.

5. Profesional

Dalam konteks penyelenggaraan Polri profesional adalah, ahli berbasis kompetensi yang visioner, unggul, kreatif dan inovatif.

Berani, bersih, jujur, adil dan profesional adalah core value dari Polri yang merupakan inti dari nilai-nilai budaya institusi Polri yang dapat dijabarkan dalam berbagai pendekatan/sudut pandang (kepemimpinan, administrasi, operasional maupun capacity building) dalam memperbaiki image atau citra Polri, reformasi brokrasi, trust building, dan mencapai strive forexcelent.(CDL)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share