TRANSINDONESIA.CO – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono meresmikan Museum Hakka Indonesia di Taman Budaya Tionghoa Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud Mohammad Nuh, dan Menparekraf Mari Elka tampak pula hadir dalam peresmian ini.
Dalam sambutan Ketua Umum Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera Sugeng Prananto, disampaikan bahwa TMII adalah tempat paling tepat untuk membangun Museum Hakka Indonesia karena TMII adalah wahana untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan tradisi Indonesia. “Oleh karena itu, tepat pula warga hakka Indonesia yang merupakan bagian dari warga Indonesia, membagun museum di TMII, sehingga dapat semakin memperkaya bhineka tunggal ika,” ujar Sugeng.
Pembangunan museum ini merupakaan suatu kebanggan bagi Indonesia. “Kebangga kita. Bukan hanya kebangga komunitas hakka Indonesia, tetapi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden SBY dalam sambutannya.
Kebaradaan sebuah museum amatlah penting. Begitu juga dengan Museum Hakka Indonesia. “Saya yakini juga akan banyak bercerita tentang sejarah hakka, sejarah kontribusi hakka terhadap Indonesia, tentang warisan dan para pendahulu hakka, leluhur dan sesepuh terutama dalam upaya besar kita semua memajukan kehidupan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia,” SBY menyampaikan.
Presiden SBY juga mengucapkan terima kasih atas kontribusi hakka terhadap Indonesia selama ini. “Kontribusi sebelum negara kita merdeka, kontribusi dalam proses pembangunan bangsa dan bahkan keseluruhan perjalanan bangsa ini dalam upaya memajukan kehidupannya. Apa yang keluarga besar hakka Indonesia lakukan tercatat abadi dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia,” SBY menyampaikan.
Hakka merupakan bagian dari Indonesia yang majemuk. Diantara kemajemukan tersebut, sesekali terjadi benturan, namun dapat diatasi sehingga akibat dan skala dapat diminimalisir. Oleh karenanya, kerukunan, kesetiakawanan, dan toleransi, adalah hal-hal yang selalu digaris-bawahi oleh Presiden SBY.
Presiden SBY pun menegaskan kembali apa yang disuarakanya saat Pemilihan Presiden tahun 2004 lalu yaitu “Diskriminasi, No. Kesetiakawanan, Yes!”. “Saya bersyukur janji saya untuk menghilangkan diskriminasi di negara ini termasuk diskriminasi pada komunitas tionghoa dapat bersama-sama kita hadirkan,” ujar SBY.
SBY berharap warga hakka Indonesia dapat bersatu dalam semboyan ‘Berbeda-beda tapi satu juga’. “Hakka menjadi bagian dari mewujudkan berbeda-beda tapi satu. Satu jiwa, satu tekad, satu karya untuk mewujudkan Indonesia, membangun persahabatan Indonesia dengan bangsa-bangsa manapun di dunia,” SBY menyampaikan.
Dalam kesempatan itu, warga Hakka Indonesia menganugerahkan gelar Ketua Umum Kehormatan Abadi Perhimpunan Hakka Indonesia Sejahtera kepada SBY, ditandai dengan penyerahan piagam tanda kehoramatan dan lukisan bergambar wajah SBY yang memakai baret merah. “Semoga saya bisa bersama-sama ikut memajukan komunitas hakka Indonesia, ikut mendorong hakka Indonesia berkarya lebih banyak lagi di negara tercinta ini ikut mendorong hakka bersama-sama komunitas manapun di dunia hidup, rukun dan damai,” ujar Presiden.
Presiden SBY kemudian meresmikan museum yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 5 kali dan diikuti dengan penandatanganan prasasti. Gedung Museum Hakka Indonesia memiliki 3 ruangan pamer yang diperuntukan untuk Museum Tionghoa Indonesia, Museum Hakka Indonesia, dan Museum Yongding Hakka Indonesia. Museum dibuka dari Selasa-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB, namun tutup pada hari Senin.(pri/lin)