Daging Korban Mutilasi Di Riau Djual Rp30 Ribu

Wanta dimutilasi di Malang

TRANSINDONESIA.CO –  Hasil Investigasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) terhadap kasus penculikan disertai pelecehan seksual dan mutilasi terhadap sejumlah anak di Provinsi Riau, menemukan bahwa daging korban mutilasi dijual seharga 30 ribu per kantong.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan setelah disodomi, korban kemudian dibunuh dan diambil kemaluannya oleh pelaku, setelah itu tubuh korban yang rata-rata berumur 10 tahun tersebut dimutilasi dan dagingnya dijual. “Pelaku menjual daging korban ke para penjual tuak di Riau sana, mereka mengaku menjual daging sapi atau biawak kepada penjual tuak tersebut,” kata Arist saat jumpa pers di Kantor Komnas PA, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Daging korban yang sudah dimasukkan ke dalam kantung plastik tersebut, lanjut haris, dihargai Rp30 ribu per kantungnya. “Para penjual tuak pun mengaku tidak tahu kalau itu memang daging manusia,” ungkapnya, Jumat (22/8/2014).

“Alasan mereka menjual disebutkan kalau mereka butuh uang untuk membetulkan motor dan kebutuhan lainnya, jadi yang beli tidak curiga kenapa daging yang mereka jual harganya murah,” kata Arist.

Arist sendiri kaget ketika mewawancarai pelaku yang tidak merasa menyesal saat menceritakan kronologi mutilasi yang dilakukan mereka. “Mereka bahkan menceritakan secara detail bagaimana mereka menguliti korbannya,” katanya.

“Kasus tersebut seharusnya menjadi pembelajaran bagi pemerintah. Dengan terjadinya kasus mutilasi yang sangat luar biasa dan teramat sadis terhadap anak,” tambahnnya.

Warga di Provinsi Riau digemparkan dengan adanya kasus dugaan pelecehan seksual disertai pembunuhan dengan cara mutilasi oleh empat orang tersangka. Kasus tersebut terungkap berawal dari maraknya laporan kasus kehilangan anak di wilayah hukum Kepolisian Resor Kabupaten Siak, Riau.

Aparat kemudian melakukan penyelidikan hingga menahan empat pelaku pelecehan seksual disertai mutilasi. Mereka adalah MD (20), S (26), DDS (19), DP (17), merupakan warga Perawang, Kabupaten Siak, Riau.(rol/lin)

Share