TRANSINDONESIA.CO – Ketua DPP Partai Golkar Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto sepandangan dengan adiknya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang menyayangkan keputusan Polri yang menerapkan siaga satu menjelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dibacakan.
Pasalnya, sikap tersebut seolah-olah menunjukan jika kubu Prabowo Subianto akan bersikap anarkis jika putusan MK tersebut tak sesuai harapan, apalagi sampai 9 Polda diterjunkan membantu Polda Metro Jaya.
“Berlebihan itu siaga satu, ada panser siaga satu, bangsa jangan dilawan panser,” ujar Titiek, Rabu (20/8/2014) malam.
Menurutnya, sejak awal kubu Prabowo-Hatta mengaskan akan menjaga ketertiban dalam segala proses dan sengketa pilpres yang sudah berjalan di MK.
Namun respon dari aparat keamanan terlalu berlebihan dan sudah mempersepsikan jika Jakarta akan terjadi kerusuhan jika MK menolak gugatan Prabowo-Hatta.
“Pak Bowo (Prabowo) bilang kita demo tertib, kenapa harus dihadapi senjata dan panser. Walau peluru karet tetap tidak perlu,” imbuh mantan istri Prabowo tersebut.
Sebelumnya, Polri menyatakan jika pihaknya memberlakukan status siaga satu menjelang putusan MK dibacakan. Bahkan sejumlah ruas jalan khususnya akses menuju gedung MK ditutup dan dilarang untuk dimasuki demonstran.(in/sof)