TRANSINDONESIA.CO – Pemilihan umum sedang berlangsung di Turki. Tiga kandidat bersaing memperebutkan posisi presiden, termasuk Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Erdogan mengatakan, jika menang, ia ingin mengubah jabatan seremonial presiden sebagai sumber kekuatan eksekutif negara.
Dikutip dari BBC, Erdogan adalah sosok yang dipuja oleh para pendukungnya karena dianggap telah melakukan transformasi ekonomi. Namun, ia juga dibenci para kritikus karena gaya kepemimpinannya yang abrasive dan cenderung keIslaman.
Dua rival Erdogan lain adalah seorang diplomat kurang terkenal, Ekmeleddin Ihsanoglu dan politikus Kurdi, Selahattin Demirtas. Ihsanoglu adalah calon dari dua partai oposisi utama di Parlemen, yaitu Partai Republik Rakyat center kiri (CHP) dan Partai Gerakan Nasionalis dari sayap kanan (MHP). Ia menjabat sebagai sekretaris jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) 2004-2014. Dia bersumpah menegakkan peran tradisional presiden dan bersikeras itu akan dalam kegiatan politik sehari-hari.
Sementara itu, Demirtas adalah pemimpin Partai Rakyat Demokratis dari sayap kiri (HDP) dan seorang politisi terkenal dari komunitas Kurdi. Para wartawan mengatakan, ia telah fokus mengkampanyekan dukungan terhadap kaum tertindas, kaum miskin, kaum muda dan kelas pekerja.(fen)