Presiden SBY dan Ibu Ani disambut anak-anak saat menghadiri peringatan Hari Anak Nasional 2014 di TMII, Jakarta, Rabu (6/8/2014).(presidenri)
TRANSINDONESIA.CO – Menurut data sensus 2010, 30 persen penduduk Indonesia, atau 82 juta jiwa, adalah anak-anak. Ini merupakan kekuatan demografi, kekuatan masa depan kita. Tugas semua untuk menjadikan mereka manusia-manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing.
“Jika 82 juta anak-anak kita itu kelak menjadi sumber daya manusia yang berkarakter kuat, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, unggul dan berdaya saing, mereka akan menjadi human capital yang akan mengubah bangsa dan negara kita menjadi negara maju di abad 21,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2014 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (6/8/2014).
Oleh karena itu, menjadi tugas negara, pemerintah, dan seluruh komponen bangsa untuk mendidik dan mempersiapkan anak-anak ini menjadi manusia-manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Dari masa ke masa, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Tanah Air. Di era pemerintahan SBY, berbagai program dijalankan, diantaranya Bantuan Operasional Sekolah (BOS), beasiswa, peningkatan infrakstruktur dan fasilitas pendidikan, peningkatan kemampuan guru dan dosen, serta peningkatan kesejahteraan guru dan dosen.
“Sejak 7 tahun lalu kita lakukan revitalisasi Gerakan Pramuka agar kita punya wahana bagi latihan kepemimpinan, kepribadian, dan kesatuan diantara anak-anak bangsa sejak dini,” ujar SBY.
Tak hanya itu, juga terdapat program kesehatan, sosial, dan perlindungan anak. Sasaran dari semua program ini adalah untuk mencetak dan menghadirkan manusia-manusia Indonesia yang unggul di masa depan.
Sementara itu, di era globalisasi ini terdapat sejumlah isu dan tantangan termasuk bagi anak-anak, diantaranya adalah kejahatan terhadap anak, kejahatan yang dilakukan oleh anak, penyalahgunaan narkoba, adopsi ilegal, penyelundupan anak, kekerasan seksual pada anak, dan penyalahgunaan internet.
Apa solusinya? SBY menyampaikan dua solusi untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pertama, pencegahan dan perlindungan secara sungguh-sungguh terhadap anak-anak dari kejahatan dan tindak kekerasan. Kedua, penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku kejahatan terhadap anak.
Dalam kesempatan ini, SBY juga menyampaikan arahan dan instruksi kepada jajaran kepala daerah di seluruh Indonesia untuk memberikan perhatian khusus, termasuk mengalokasikan dana yang cukup bagi pendidikan dan pengasuhan anak. “Saya berharap agar para gubernur, bupati, dan walikota membangun dan menyiapkan ruang di kota masing-masing agar anak-anak kita bisa bermain, berekreasi, dan berolahraga,” kata Presiden.
SBY juga berpesan agar pemerintah daerah memberi kemudahan bagi pembangunan fasilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus. “Ini kematangan sebuah bangsa, peradaban sebuah bangsa yang juga menghormati dan memperlakukan dengan baik siapaun, termasuk anak-anak kita yang berkebutuhan khusus,” SBY menegaskan.(pri/sof)