TRANSINDONESIA.CO – Pasar saham di Amerika Serikat (AS) berakhir melemah, karena meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan yang semakin tinggi di Ukraina. Akibatnya, Wall Street pun dilanda aksi jual.
10 sektor di indeks S&P 500 berakhir lebih rendah, dipimpin oleh sektor saham energi, yang turun mencapai 2,1 persen. Aksi jual terjadi di sebagian besar sesi, namun semakin meningkat menjelang penutupan sore hari, karena adanya laporan bahwa tentara Rusia berkumpul di dekat perbatasan Ukraina.
“Ini jelas, karena konsensus pasar untuk perdagangan jangka panjang telah masuk pada periode koreksi, jadi setiap ada sentimen, pasar berubah dengan sangat cepat,” kata kepala analis investasi di Janney Montgomery Scott, Mark Luschini, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (6/8/2014).
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 139,81 poin atau 0,84 persen menjadi 16.429,47, indeks S&P 500 (SPX) berakhir melemah 18,78 poin atau 0,97 persen menjadi 1.920,21, dan Nasdaq Composite (IXIC) kehilangan 31,05 poin atau 0,71 persen menjadi 4.352,84.
Indeks sektor energi (SPNY) berakhir 2,1 persen lebih rendah, terseret oleh kekhawatiran tentang pasokan minyak dan hasil yang mengecewakan dari Pioneer Natural Resources (PXD.N). Saham Pioneer kehilangan 5,6 persen dan merupakan kinerja terburuk di sektor energi.
Biasanya, ketegangan di Ukraina akan berpengaruh pada produksi minyak daerah seperti Rusia, dan akan meningkatkan harga minyak. Namun kekhawatiran tentang permintaan yang turun menjadi sentimen harga minyak.
Data dari BATS Global Markets mencatat, sekira 6,2 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada hari Selasa, lebih sedikit dari rata-rata selama lima hari terakhir sebesar 6,7 miliar.(sis/lin)