TRANSINDONESIA.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh meninjau pembangunan museum mengenai presiden Indonesia, Balai Kirti, dikawasan Istana Bogor, Bogor, kemaren.
“Pembangunan museum ini bertujuan untuk menghargai jasa-jasa presiden yang pernah memimpin Indonesia,” ujar Mendikbud di sela-sela peninjauan.
Mendikbud menjelaskan selama ini, masyarakat yang ingin mengunjungi museum para presiden harus datang ke daerah tertentu. Contohnya, jika ingin mengunjungi museum mengenai Presiden Soekarno, maka masyarakat harus datang ke Blitar dan Bali.
Selain itu, tidak semua presiden memiliki museum. Sehingga sulit bagi masyarakat jika ingin mengetahui lebih dekat dengan pemimpinnya.
Di gedung yang berlantai dua tersebut itu akan memuat barang-barang pribadi para mantan presiden mulai dari buku, baju, dan barang pribadi.
“Juga ada film dokumenter, ruangan multimedia, dan enam patung mantan presiden.”
Museum tersebut dinamakan Balai Kirti, yang berarti tempat pemuliaan.
Di museum itu juga terdapat perpustakaan yang terdiri dari buku-buku yang dibaca presiden.
Museum itu rencananya akan diresmikan pada akhir Agustus.
“Kami berharap, pengunjung yang datang ke sini bisa terinspirasi. Bayangkan, Presiden Soekarno saat umur 20 tahun sudah membaca buku-buku ‘berat’,” terang Nuh.
Ide pembangunan Balai Kirti datang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang menginginkan masyarakat menghargai para pemimpin negaranya.(rol/saf)