Presiden SBY saat menjamu Prabowo Subianto dan Jokowi di istana Negara.
TRANSINDOENSIA.CO – Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menegaskan terkait penolakan terhadap proses rekapitulasi suara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bukan semata-mata menyangkut menang dan kalah. Tetapi lebih menekankan kepada proses pemilu yang jujur dan adil (Jurdil).
Anggota Tim Perjuangan Merah Putih Untuk Kebenaran dan Keadilan, Tantowi Yahya mengatakan, dari temuan sebanyak 21 juta suara dispute itu bukan berarti mutlak merupakan suara Prabowo-Hatta. Tetapi,bisa saja itu juga merupakan suara dari Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
“Jadi yang kami persoalkan bukan menang kalah tapi prosesnya yang tidak jurdil,” katanya di Rumah Polonia, Jalan Cipinang-Cempedak, Jakarta Timur, kemaren malam.
Bila memang kemenangan Jokowi-JK diraih dengan cara yang tidak diwarnai kecurangan, kata Tantowi, tentunya Prabowo sendiri yang akan ucapkan selamat kepada pasangan bernomor urut dua itu.
“Orang pertama yang datang ke Jokowi adalah Prabowo kalau jurdil. Tapi tolong mengerti bagaimana kami dipaksa untuk menerima dengan hasil yang tidak fair,” katanya.(okz/fer)