Masyarakat HSU Kembali Pakai Kayu Bakar Untuk Memasak

memasak-pakai-kayu-bakarKayu bakar kembali digunakan untuk memasak sebagian masyarakat di HSU.(dok)

 

TRANSINDOENSAI.CO – Sebagian masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, kembali menggunakan kayu bakar jenis kayu galam untuk memasak, karena beberapa hari terakhir minyak tanah mulai langka.

“Mereka terpaksa memanfaatkan pohon galam yang biasa tumbuh di rawa-rawa, untuk kayu bakar, karena minyak tanah sudah langka,” kata Kepala Desa Paminggir Yani, di Amuntai, Senin (21/7/2014)

Dikatakan, hampir setiap bulan terjadi kelangkaan minyak tanah, terutama di beberapa desa pelosok, di antaranya, Desa Paminggir, Paminggir Seberang dan Ambahai, di Hulu Sungai Utara.

Terkadang, lanjut dia, ada kapal pedagang dari Nagara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) membawa minyak tanah ke desanya, dan harganya mencapai Rp13 ribu per liter.

Meski harganya dianggap cukup mahal, namun warga tetap saja membeli minyak tanah tersebut, bahkan mereka juga berebut dan antre membelinya.

Menurut dia, dalam kondisi normal, harga minyak tanah kisaran Rp12.000 hingga Rp12.500 per liter.

Karena kelangkaan minyak tanah (Mitan) terjadi berulang, lanjutnya maka masyarakat di Paminggir dan sekitarnya sebagian mulai beralih menggunakan bahan bakar gas elpiji.

“Bagi yang masih belum mampu beli elpiji terpaksa mencari kayu galam ke hutan untuk dijadikan kayu bakar,” katanya.

Memasuki Ramadan tahun ini harga Mitan tertahan di harga Rp13 ribu perliter sehingga membuat kehidupan masyarakat cukup kesulitan.

Yani berharap perhatian pemerintah dan pertamina terhadap kesulitan yang mereka alami, Apa yang dialami masyarakat di Kecamatan Paminggir, khususnya di Desa Paminggir Seberang dan Desa Ambahai ini, ternyata tidak alami Sejumlah desa di Kecamatan Danau Panggang meski dua desa lokasinya bersebelahan.

Menurut Kepala Desa Teluk Mesjid Kecamatan Danau Panggang Zarkani, harga mitan di beberapa desa diwilayah ini berkisar Rp8 ribu hingga Rp10 ribu.

“Disini kami memiliki pangkalan minyak tanah, sehingga harga ditingkat pengecer cukup stabil” kata Zarkani.

Ia bersyukur pada Ramadan kali ini kegiatan operasi pasar minyak tanah (BBMT) bersubsidi yang difasilitasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Dikuperindag) Hulu Sungai Utara kembali dilaksanakan sejak Jum’at (18/7/2014).

Melalui operasi pasar ini masing-masing kecamatan mendapat jatah 4 ribu liter mitan yang dijual kepada masyarakat dengan harga Rp5 ribu per liter.

“Tiap kk mendapat jatah 5 liter dengan menunjukan kupon yang sudah di bagi kepada petugas,” kata Kepala Dikuperindag Hulu Sungai Utara Redhani Effendi.

Redhani effendi menjelaskan operasi pasar operasi mitan kita laksanakan di semua kecamatan yang lokasi desanya ditentukan masing-masing kecamatan agar lebih mudah dijangkau masyarakat desa lainnya.

Ia menyatakan tidak ada pengecualian, baik kecamatan terpencil atau pun tidak, masing-masing kecamatan mendapat jatah mitan bersubsidi sebanyak 4 ribu liter.

Ia menyadari beberapa kawasan terpencil seperti Kecamatan Paminggir sering mengalami kesulitan pasokan mitan sehingga sewaktu-waktu harga mitan lebih mahal dari biasanya.

“Meski daerah kita masih mendapat jatah mitan bersubsidi karena belum tersentuh program konversi ke gas elpiji, namun distribusinya belum merata dan sering kali kurang menjangkau daerah terpencil,” tandasnya.

Melalui kegiatan operasi pasar ini, Ia berharap dapat sedikit meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan mitan khususnya di Bulan Ramadan dan jelang lebaran nanti.(ant/tan)

Share