Bill Clinton dan James Riaady.(ist)
TRANSINDONESIA.CO – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar aksi penolakan kedatangan mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton ke Indonesia. Sebagai bentuk penolakan tersebut BEM Jabodetabek itupun menggelar aksi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kami ingin tolak intervensi asing dan tolak kedatangan Bill Clinton. Kalau memang pemerintah tidak berani kami sendiri yang akan lakukan deportasi Bill Clinton,” kata koordiantor aksi Diki Saefurohman, di depan Gedung KPU, Jakarta, Senin (14/7/2014).
Aksi BEM Jabodetabek ini sebagai bentuk untuk mencegah KPU agar bebas dari intervensi pihak manapun terkait pemilihan presiden (Pilpres) yang telah usai digelar 9 Juli lalu.
Kedatangan Clinton sendiri diduga untuk kepentingan Amerika Serikat terhadap pilpres di Indonesia, yang tengah masuk dalam tahap penghitungan di daerah-daerah.
Diki menambahkan, kedatangan Clinton merupakan bentuk campur tangan asing yang akan membuat proses pilpres tidak objektif. Dia juga mengatakan, Clinton diduga memiliki agenda terselubung di Indonesia.
“Perlu kita kabarkan Bill Clinton itu teman dekat James Riady yang seorang pengusaha dan juga penyokong dana Jokowi,” ujarnya.
Aksi demontrasi menolak rencana kedatangan Bill Clinton itu tergabung dari sejumlah BEM, antara lain, BEM UNJ, IPB, UBK, Ibnu Khaldun Jakarta, Jaya Baya, Ibnu Khaldun Bogor, STEI Tazkia, Yarsi, Swadaya dan Unkris.(wb/yan)