Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian.(dok)
TRANSINDONESIA.CO – Kapolda Papua Irjen Polisi Tito Karnavian menyatakan perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), khususnya di pintu masuk Skouw, Jayapura, dengan Wutung, Vanimo, PNG, sudah harus dilengkapi dengan detektor.
“Ke depan kami akan mengusulkan ditempatkannya sarana detektor di kawasan tersebut guna mendeteksi berbagai hal, seperti masuknya senjata api dan amunisi,” kata Tito Karnavian di Jayapura, Minggu (29/6/2014).
Tito mengakui bahwa usulan itu perlu segera direalisasikan karena dari pemeriksaan terhadap tiga warga yang diduga anggota kelompok bersenjata itu senjata maupun amunisi dibeli dari PNG.
Senjata maupun amunisi itu dibawa secara berangsur-angsur masuk melalui jalur resmi, yakni pos perbatasan kedua negara, kata Irjen Pol Tito.
Ia menambahkan dengan adanya pengakuan yang disertai barang bukti yang berhasil diperoleh maka sudah seharusnya segera dipasang alat di perbatasan, baik itu metal detektor maupun X-Ray.
Menurut dia, senjata api dan amunisi yang berhasil diperoleh tim gabungan itu masuk ke Jayapura tidak melalui jalan setapak atau yang dikenal jalan tikus atau diselundupkan lewat laut tetapi lewat pintu masuk resmi.
Selain melalui jalan masuk resmi ke Jayapura, senjata api dan amunisi yang dibeli di wilayah PNG itu dananya berasal dari sumbangan para simpatisan kelompok bersenjata yang bekerja di wilayah negara tetangga itu sebagai penebang kayu di hutan-hutan PNG, kata Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian.
Tim gabungan dari Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih, Rabu (25/6/2014) berhasil menangkap tiga orang beserta dua pucuk senjata dan 1.423 butir amunisi dari berbagai jenis dan kaliber.
Menurut keterangan polisi senjata api dan amunisi itu dibawa melalui jalur darat menuju Wamena untuk selanjutnya diserahkan ke kurir yang akan membawanya ke kelompok bersenjata di pedalaman Papua.(ant/kum)