TRANSINDONESIA.CO – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menyatakan, Polri perlu mencermati situasi di Jogjakarta pasca penyerangan rumah dan pengeroyokan terhadap Julius Felicianus, Ketua Sahabat Jokowi-JK Jogjakarta. Sebab saat ini di Jogjakarta banyak terlihat tokoh-tokoh eks kerusuhan Maluku dan Poso.
Dari pantauan IPW kata Neta, orang-orang yang pernah terlibat dalam kerusuhan sosial di Maluku dan Poso itu berada di sekitar kawasan Sleman, Jogjakarta.
Beberapa diantaranya terlihat ikut dalam aksi penyerbuan, perusakan, dan pengeroyokan terhadap Julius Felicianus. Rumah pimpinan relawan Jokowi-JK di Perum YKPN Tanjungsari, Sleman, Kamis (29/5/2014) malam dirusak puluhan orang berjubah dan delapan diantaranya mengeroyok Julius.
“Saat itu, di rumah Julius sedang berlangsung acara doa rutin Rosario kelompok umat Kristiani Santo Fransicus Agung Gereja Banteng,” kata Neta di Jakarta, Minggu (1/6/2014).
Penyerangan itu lanjut Neta, menimbulkan keresahan bagi warga Jogja, saat ini. Apalagi aksi itu dilakukan menjelang Pilpres 2014 dan korbannya adalah pimpinan Relawan Capres Jokowi-JK di Jogja.
“IPW mendesak Polri agar bekerja serius dan cepat dalam mengungkap kasus ini. Saat ini baru satu tersangka yang ditahan polisi, sementara tujuh lainnya masih berkeliaran,” katanya.
Begitu pula dari penelusuran IPW, ketujuh pelaku bersembunyi di salah satu pusat pendidikan keagamaan di Sleman.
“Polda Jogjakarta sepertinya masih ragu untuk menangkapnya. IPW berharap Mabes Polri segera menurunkan tim khusus dan mendesak agar pimpinan pusat pendidikan keagamaan itu segera menyerahkan ketujuh tersangka agar kasusnya bisa segera dituntaskan,” katanya.
Beberapa diantara tersangka diketahui pernah terlibat dalam kerusuhan sosial di Maluku dan Poso.
“Polri perlu bekerja cepat agar situasi kamtibmas Jogjakarta menjelang Pilpres 2014 tetap terjaga dan kerusuhan seperti di Maluku dan Poso tidak terjadi di Jogjakarta,” tuturnya.(yan)