TRANSINDONESIA.CO – Berdasarkan survei yang dilansir QS University Rankings, sembilan universitas di Indonesia berhasil masuk dalam daftar top 300 Asian University, dimana empat universitas diantaranya masuk dalam jajaran 100 besar. Sayangnya, Indonesia masih kurang dalam hal produktifitas penelitian dan proporsi siswa internasional.
“Beberapa universitas di Indonesia berhasil menorehkan reputasi yang solid diantara para akademisi dan lulusannya yang telah bekerja,” ungkap Kepala Reset QS Ben Sowter, “tantangannya sekarang adalah untuk meningkatkan performa di sektor lain seperti penelitian dan internasionalisasi,” imbuhnya.
Ben menjelaskan bahwa survei tersebut melibatkan 43.000 akademisi. Sayangnya tidak satupun institusi pendidikan di Indonesia yang masuk dalam 200 besar universitas yang produktif melakukan penelitian ataupun memiliki proporsi siswa internasional yang memadai.
Kesembilan universitas tersebut diantaranya Universitas Indonesia yang duduk di peringkat 74 atau turun 6 peringkat dari tahun lalu, Institut Teknologi Bandung yang berhasil mencapai peringkat 125 setelah sebelumnya ada di posisi 129 dan Universitas Airlangga mendaki dengan cepat dari posisi 145 ditahun sebelumnya menjadi 127 tahun ini. Universitas Gajah Mada tahun ini berada di posisi 145 setelah sebelumnya sempat duduk di posisi 133.
Selain keempat universitas tersebut, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Padjajaran berada dikisaran 201-250 besar sedangkan Universitas Udayana dan Universitas Brawijaya masuk di urutan 251-300 besar.
Peringkat pertama tahun ini untuk pertama kalinya diduduki oleh National University of Singapore yang tahun sebelumnya hanya menjadi <>runner-up. Kemudian berturut-turut Kaist-Korea Advanced Institute of Science and Technology di Korea dan University of Hong Kong menduduki peringkat 2 dan 3.
“Peringkat tersebut mengonfirmasi kemunculan Singapura dan Korea sebagai pemain baru di wilayah ini, mengimbangi dominasi Hong Kon dan Jepang. Kedua universitas tersebut—NUS dan KAIST—telah mengambil keuntungan dari investasi pemerintah dibidang riset berbarengan dengan penerapan bahasa Inggris yang membawa mereka mencapai level baru pada kancah global,” tutup Sowter.(mtv/sis)