TRANSINDONESIA.CO – Pemerintah merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 untuk memudahkan kerja dan program presiden serta pemerintahan yang baru hasil Pilpres 2014.
“Presiden juga menyampaikan tahun ini peralihan. APBN 2015 harus dibuat tidak mempersulit presiden baru,” kata Staf khusus Presiden bidang ekonomi Firmanzah di Jakarta, Selasa (13/5/2014) malam.
Untuk memastikan hal tersebut, Presiden kata Firmanzah melakukan rapat terbatas pada Selasa siang mengenai APBN 2015 dan APBN perubahan 2014.
“APBN P 2014 ada beberapa asumsi akan disesuaikan. Pertumbuhan ekonomi diusulkan 5,5 persen. Nilai tukar Rupiah akan disesuaikan sekitar Rp11.600. Lifting minyak dan gas akan disesuaikan. Obligasi pemerintah 3 bulan akan disesuaikan,” katanya.
Sementara untuk rencana kerja pemerintah 2015, dibahas kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat yang harus diantisipasi.
“Untuk The Fed kita akan koordinasi dengan BI dan kita akan cari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi. Karena jika suku bunga naik pertumbuhan akan tertekan,” katanya.
Ia menambahkan,”Pengendalian BBM bersubsidi akan terus dilakukan keuangan akan didiskusikan dengan kementerian ESDM agar tidak melampaui kuota. Jadi seperti sudah ada seperti ekstensifikasi pemanfaatan gas, RFID. Menjadi defisit fiskal.”.(ant/met)