Pembangunan jalan alternatif .(ilustrasi)
TRANSINDONESIA.CO – Komdisi jalan yang dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, asal-asalan dan banyak yang tidka sesuai bestek sehingga cepat rusak. Belum lagi kenderaan angkutan berat (truk) yang banyak melintas dijalan yang tidak sesuai peruntukannya mempercepat kerusakan jalan yang telah dibangun selama ini.
Kini, Pemko Bekasi kembali mengalokasikan anggaran Rp 509 miliar untuk membangun sejumlah akses jalan alternatif sepanjang total 24 kilometer pada 2014.
“Jumlah biaya itu akan disebar ke seluruh pembangunan jalan yang ada di 12 kecamatan. Sudah ada beberapa jalan yang kami bangun pada tahun ini,” kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Pemkot Bekasi Tri Adhianto di Bekasi, Minggu (11/5).
Menurut Tri, ruas jalan alternatif yang dibangun pada 2014 masing-masing berada di Jalan Pangeran Jayakarta menuju Kota Harapan Indah sepanjang 10 kilometer, jalan sisi Kalimalang tembus ke perbatasan DKI Jakarta sepanjang 2,5 kilometer, dan jalan baru underpass sisi barat Sungai Blancong dengan panjang 12 kilometer.
“Terobosan ini baru kita mulai, dengan tiga jalan berbeda,” katanya.
Tri mengatakan, kehadiran jalur alternatif itu diharapkan bisa mengurai titik kemacetan lalu lintas yang terjadi di sekitarnya.
“Saat ini ada sedikitnya 19 titik kemacetan di Kota Bekasi. Pembangunan jalan alternatif ini sesuai dengan rencana pemerintah daerah untuk mengurangi kemacetan,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman menyambut baik rencana pembangunan jalur alternatif itu. “Kalau bisa realisasinya dipercepat, mengingat kemacetan di Kota Bekasi semakin parah,” katanya.
Supandi mengaku selalu menempatkan anggota Dishub untuk mengatur arus lalu lintas di beberapa titik rawan kemacetan.
Jumlah petugas yang diturunkan setiap harinya mencapai 200 orang. “Tidak ada petugas Dishub yang libur pada hari Sabtu dan Minggu. Mereka wajib mengatur lalu lintas,” ujarnya.(ant/amin)