TRANSINDONESIA.CO – Kongres Nasional Pancasila VI yang dijadwalkan berlangsung di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon pada 31 Mei hingga 1 Juni 2014 akan diwarnai penyusunan Deklarasi Maluku.
“Penyusunan Deklarasi Maluku akan dikerjakan oleh tim dari daerah dan nasional berdasarkan masukan-masukan ketika kongres berlangsung,” kata Aholiab Watloly, Ketua Panitia penyelenggaraan Kongres Pancasila ke- VI, di Ambon, Minggu (4/5/2014).
Aholiab yang juga Guru Besar Filsafat Unpatti mengatakan, deklarasi tersebut menjadi penjamin komitmen Maluku sebagai salah satu dari delapan provinsi di Tanah Air yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk tetap menjaga kemurnian Pancasila tetap terlestarikan.
“Deklarasi ini akan dibacakan saat penutupan kongres yang bertepatan dengan hari lahirnya Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2014,” ucapnya.
Selain Dekelarasi Maluku, Aholiab mengatakan, dalam kongres yang baru pertama kalinya digelar di Indonesia bagian timur tersebut, akan diupayakan agar Pusat Studi Pancasila segera dibangun di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Oleh karenanya, sebelum kongres tersebut digelar pada 31 Mei, pihaknya akan mengadakan Kursus Pancasila berupa ceramah, dialog dan diskusi panel di Unpatti pada 30 Mei 2014.
“Kursus ini untuk menghidupkan tradisi Bung Karno sebagai bapak bangsa, di mana saat itu beliau mensosialisasikan pikiran-pikirannya tentang Pancasila,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sejauh ini sudah ada beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang menyatakan akan hadir dalam Kongres Pancasila ke- VI, di antaranya, Universitas Hasanudin, Universitas Cenderawasih, Universitas Tadulako, Universitas Mulawarman dan Universitas Airlangga.
“Target kita melalui kongres ini adalah semakin terbudayanya pancasila dan ada harmonisasi pada semua level kebijakan kenegaraan yang berdasarkan pancasila, baik di tingkat pusat maupun daerah, sebab saat ini produk-produk amandemen tidak terlalu mengakomodir gagasan dan nilai-nilai luhur pancasila,” ucapnya.
Ditambahkannya, guna menjaga agar kemurnian pancasila tetap terjaga dari berbagai macam kepentingan, sejak pertama kali digagas oleh sejumlah universitas besar Indonesia, Kongres Pancasila diharuskan untuk tetap digelar di perguruan tinggi.
“Kongres ini digagas di tengah-tengah mati surinya pancasila akibat pancasila dimasukan ke dalam ranah politik dan kepentingan-kepentingan lainnya,” ujarnya.(ant/kum)