40% Perempuan yang Bekerja Mengalami Anemia

wanita pekerja diserang amenia

 

TRANSINDONESIA.CO, Jakarta – Anemia menjadi masalah kesehatan yang serius dan paling banyak dialami oleh pekerja perempuan. Hasil survei yang dilakukan Project HOPE dan Yayasan Kusuma Buana (YKB) untuk program “MSD for Mothers” menunjukkan, 40% responden yan bekerja mengalami anemia. Di dalam angka itu, sekitar 21% mempunyai kadar hemoglobin (Hb) sedikit di atas batas normal yang berisiko menjadi anemia.

Dr Nasaruddin Sheldon, MD, Country Director dari Project Hope Indonesia menjelaskan, masalah anemia bisa timbul karena asupan zat besi yang kurang, serta konsumsi gizi yang tidak seimbang. Faktor lainnya adalah karena menstruasi, kehamilan, kelelahan, serta memiliki peran ganda sebagai pekerja dan juga ibu rumah tangga.

“Masalah anemia ini sangat berpengaruh negatif pada fungsi tubuh dan juga menurunkan produktivitas pekerja,” terang Nasaruddin di acara “MSD For Mothers” di Jakarta, Kamis (17/4/2014).

Trans Global

Menurut pedoman Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI, akibat anemia ini, pekerja bisa kehilangan 6,5 jam kerja per minggu dan penurunan produktivitas sebanyak 10%.

Untuk meningkatkan kesehatan perempuan pekerja tersebut, Merch Sharp and Dohme (MSD) bekerja sama dengan Project HOPE dan YKB juga telah mengimplementasikan program “MSD for Mothers” di Indonesia. Salah satu komponennya adalah pencegahan dan pengobatan anemia, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan keuntungan perusahaan.

“Dalam program ini, kami melakukan upaya pencegahan dan juga pengobatan bagi pekerja perempuan yang mengalami anemia. Sebagai pencegahan, kami lakukan edukasi kesehatan dan screening kepada tiap karyawan untuk diperiksa keadaan hemoglobinnya. Bila ditemukan adanya anemia, segera akan kami beri pengobatan dengan memberian zat besi maupun vitamin,” terang dia.

Program yang telah dimulai sejak 2013 ini menurut Nasaruddin akan berlangsung selama tiga tahun dan menargetkan 10.000 pekerja perempuan di pabrik-pabrik yang berlokasi di Subang dan Bekasi.(bs/sis)

Share