TRANSINDONESIA.CO, Makassar – Pemilu 2014 disebut sebagai Pemilu ‘abal-abal’, sehingga menjadi pertanyaan langkah apa yang dilakukan KPU dan Panwaslu agar pemilu benar-benar bersih?
Hal tersebut dipertanyakan salah seorang peserta diskusi publik “Evaluasi Tahapan Pemungutan Suara Pemilu Legislatif 2014” yang diselenggarakan melalui TV4 Beritaempat.com dan Smart FM Makassar di Cafe Oh La La di Mal Ratu Indah, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (13/4/2014).
Menjawab pendapat peserta tersebut itu Ketua KPU Sulsel, Muh. Iqbal Latief, menyatakan ketidaksetujuannya.
“Ini pemilu terbaik. Informasinya bersifat terbuka, bisa diakses semua pihak melalui website kita. Semua dibuka.” katanya.
“Kalau ada kekurangan-kekurangan tentulah itu akan kita pakai untuk perbaikan. Kita masih punya pemilu presiden bulan Juli mendatang. Jadi kalau disebut abal-abal ya itu terlalu bombastis,” tambah Latief.
Seorang penanya lain, Haryanto menanyakan apakah tidak ada upaya memberantas money politics yang sudah membudaya saat ini? Komisioner Panwaslu Makassar, Agus Salim menjawab, “Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pencegahan. Kedua memperbaiki regulasi, yaitu baik yang memberi ataupun yang menerima harus dihukum. Jadi masyarakat yang menerima uang juga bisa diberi sanksi. Kalau begitu saya yakin money politics bisa diatasi, karena masyarakat juga tidak akan mau menerima uang”.(b4/zei)