Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar.(dok)
TRANSINDONESIA.CO, Jakarta – Selama masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan gencar mengeluarkan wacana untuk menggaet tokoh-tokoh negeri. Mulai Rhoma Irama, Mahfud MD dan Jusuf Kalla.
Tapi usai pileg, nama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin justru yang lebih dijagokan untuk disodorkan ke partai lain yang akan menjadi rekan koalisi. Lalu, sikap Muhaimin ini bak kacang lupa kulitnya?
“Nggak. Kami sangat berterima kasih pada beliau-beliau itu.Tidak ada tudingan apa pun,” kata Ketua DPP PKB Marwan Ja`far usai menghadiri diskusi politik di Warung Daun, kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2014).
Menurut Marwan, sangat wajar bila kader PKB di daerah menghendaki sang ketua umum maju sebagai cawapres dan mendampingi Joko Widodo alias Jokowi. Dukungan itu ditunjukkan dengan banyaknya SMS atau pesan singkat berisi dukungan Cak Imin sebagai cawapres yang masuk kepada dirinya.
“Itu kan ada wajarnya.Masa kita nggak mendengarkan itu. Kita naif juga kalau nggak mendengarkan itu. Ya sudahlah kita tawarkan ketua umum sebagai cawapres,” lanjutnya.
Kendati begitu,menurut Marwan, pihaknya tak menutup kemungkinan akan ada nama lain selain Cak Imin yang justru diajukan secara resmi mendampingi Jokowi. Itu pun kalau kesepakatan koalisi dengan PDIP benar-benar terjadi.
“Tidak menutup kemungkinan juga ada nama-nama yang lain. Mungkin juga dibuka opsi yang lain,” tandasnya.(lp6/yan)