Penangkaran tanaman buah yang baik.(dok)
TRANSINDONESIA.CO, Medan : Penangkar tanaman di Sumatera Utara (Sumut) masih jauh dari harapan dan sangat dibutuhkan untuk menciptakan bibit tanaman yang berkualitas, agar kebutuhan tanaman semakin tahun meningkat dapat terpenuhi.
Hal ini dikatakan Unsur Dewam Pendiri Asosiasi Penangkar Tanaman (Aspenta) Sumut, Paris Sembiring, saat membuka acara pra Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Sumut, di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Sabtu (22/3/2014).
“Sekarang ini, banyak pohon yang ditanam, tapi yang bisa tumbuh sangat sedikit. Ini karena selain bibit yang kurang berkualitas, tapi juga tidak adanya perawatan pada tanaman,” ujarnya.
Menurut Paris Sembiring, dengan kondisi tersebut sangat lah dibutuhkan kehadiran penangkar tanaman yang tergabung didalam Aspenta Sumut untuk dapat menciptakan bibit tanaman berkualitas serta tempat belajar bagi masyarakat untuk mengembangkan tanaman.
Memang, diakuinya, kehadiran Aspenta sudah sejak tahun 2001 namun sempat vakum karena banyak pengurus yang tidak aktif lagi menjadi penangkar. Sehingga pada kepengurusan baru yang dilantik tahun 2013 dapat kembali mengembangkan Aspenta.
“Untuk itu dalam pra rakerda perlu masukan dari seluruh pengurus ditingkat propinsi. Di Sumut sudah sangat dibutuhkan penangkar yang ulet,” katanya.
Dijelaskannya, dengan kehadiran penangkar tanaman yang ulet maka diprediksi Sumut dapat memproduksi tanaman atau menciptakan bibit sebanyak 200 juta pohon pertahun.
“Angka ini pun masih kurang, karena kebutuhan semakin lama bertambah. Melalui Aspenta ini lah nanti penangkar dapat menciptkan bibit tanaman yang berkualitas dan mempnyai sertifikat bibit tanaman unggul,” ungkap Paris.
Untuk melahirkan bibit yang berkualitas ini, tambahnya, tentu memiliki syarat-syarat tertentu yakni selain bibit berkualitas dan terpenting lagi diperlukan perawatan.
“Kalaupun nanti sudah ada bibit yang baik, tapi kalau tidak dirawat ya sama saja. Jadi Aspenta lah tempat menggali ilmu bagaimana menanam dan mendapatkan bibit berkualitas,” tuturnya.
Ketua Umum Aspenta Sumut, N Akelaras, mengatakan, tanaman adalah kehidupan sehingga manusia tidak bisa lepas dari tanaman. “Tinggal bagaimana kita mengembangkan tanaman dengan baik dengan bibit dan tata cara penanaman dengan berkualitas,” imbuhnya.
Besarnya kebutuhan manusia terhadap tanaman, lanjut Aspenta, tidak hanya pemerintah saja namun juga seluruh pihak membuat program mengembangkan tanaman.
“Ini kesempatan penangkar. Karena kita lah yang menciptakan bibit tanaman sesuai yang dibutuhkan pihak-pihak tersebut. Jadi mari lah kembangkan bibit yang berkualitas agar kebutuhan kita terhadap tanaman dapat tercukupi,” harap Kelaras.
Meski, diakuinya, masih banyak penangkar dan masyarakat yang memaksakan jenis tanaman untuk dikembangkan sesuai seleranya, seperti tanaman yang bisa tumbuh di daerah dingin tapi dipaksakan di daerah panas. “Memang bisa tumbuh tapi tidak akan maksimal. Ini yang harus diperhatikan para penangkar,” ujarnya.(don/surya)