Pasca Banjir, Daya Beli Masyarakat Manado Belum Normal

banjir bandang manadoBanjir bandang yang melanda Manado pada Januri 2014 lalu.(dok)

 

TRANSINDONESIA.CO, Manado : Pascabanjir bandang di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), ternyata belum memulihkan ekonomi secara utuh, menyusul daya beli masyarakat belum normal.

“Tak dipungkiri, bencana banjir yang melanda pertengahan bulan Januari lalu sangat memukul perekonomian Sulut sehingga perekonomian tampak lesu dan berimbas pada daya beli masyarakat mengalami penurunan,” kata Pemimpin Wilayah BRI Manado Osbal Saragi, di Manado, Sabtu (22/3/2014).

Menurut Osbal, dampak bencana Manado ini belum berakhir diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

“Trauma masyarakat Manado masih terasa, sehingga perlu dukungan semua pihak baik pribadi, swasta terlebih pemerintah yang menjadi penentu untuk mengembalikan agar kondisi kembali stabil,” kata Osbal.

Pemerintah, katanya perlu melakukan recovery selain kepada korban banjir juga kepada pelaku usaha agar bisnisnya tidak mati.

“Recovery perlu dilakukan bukan hanya pada korban tapi juga kepada pengusaha yang tidak kena banjir namun misalnya pelanggannya adalah para korban banjir itu. Mereka ini juga perlu dibantu jangan samapi bisnisnya mati,” jelas Osbal.

“Proses pemulihan akan bergantung pada pemerintah. Banyak korban yang kehilangan materi seperti rumah. Ada pula kehilangan lapangan pekerjaannya. Dan, ini akan berlangsung hingga keadaan normal lagi. Tugas pemerintah untuk segera melakukan recovery.”

Pihaknya yakin, saat keadaan kembali normal, daya beli masyarakat akan pulih lagi. Sehingga perekonomian di Sulut kembali menggeliat lagi.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di beberapa pusat perbelanjaan di Kota Manado belum seramai waktu sebelum banjir bandang 15 Januari 2014.

Irmansyar, Manager Sincronize Shop mengatakan pasca banjir Manado, pengunjung yang datang di toko untuk berbelanja menurun sangat drastis.

“Memang beberapa pekan pasca banjir penurunan pengunjung hingga 70 persen namun kali ini sudah mulai meningkat namun belum kembali normal seperti dulu,” jelas Irmansyar.

Tanah Longsor dan Banjir bandang Kota Manado pada 15 Januari 2014 selain melanda Kota Manado juga di beberapa kabupaten/kota yakni Minahasa, Minahasa Utara, Kota Tomohon, berdampak pada kerugian diperkirakan hampir Rp2 triliun juga menelan korban jiwa 21 orang meninggal dunia.(ant/ich)

Share