Tinginya angka kebakaran di Kota Medan dipicu pemadaman listrik yang kerap melanda Ibukota Provinsi Sumatera Utara.(dok)
TRANSINDONESIA.CO, Medan : Dalam tempo 3 bulan, 80% dari 51 kasus kebakaran di Kota Medan, Sumatera Utara, dipicu dari pemadaman listrik yang keap terjadi di wilayh Kota Medan.
Tingginya peningkatkan angkat tersebut dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, karena listrik padam terjadi hampir setiap harinya. Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan, Marihot Tampubolon, mengatakan, kasus kebakaran ini banyak disebabkan listrik padam. Baik itu karena korsleting, ampere nya yang tinggi, serta juga penggunaan lilin.
“Dari kasus kebakaran ini, memang didominasi karena listrik. Apalagi pemadaman ini, banyak masyarakat menggunakan lilin atau penerang lainnya yang mudah terbakar,” ujarnya di Medan, Jum’at (21/3/2014).
Menurut Marihot, kebakaran akibat listrik ini memang sering terjadi. Banyak masyarakat yang lalai, sedangkan penggunaan penerangan terpaksa dilakukan karena listrik padam yang beberapa hari terakhir terus terjadi.
Meskipun kasus kebakaran itu akhirnya bisa ditangani atau bisa dipadamkan, namun tidak semua bangunan fisik bisa diselamatkan. Selain, pemilik rumah yang terlambat menghubungi pemadam kebakaran. Jalanan yang macet juga menyebabkan petugas pemadam terlambat tiba di lokasi kebakaran.
Untuk kasus kebarakan periode ini, lanjutnya, banyak terjadi di kawasan Kecamatan Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Tuntungan, Medan Barat dan Kecamatan Medan Sunggal.
Pihaknya sudah pernah mengusulkan pembangunan kantor cabang pemadam kebakaran di dua wilayah seperti di Sunggal dan Selayang. Mengingat, didua daerah itu merupakan daerah yang padat pemukiman, sehingga potensi terjadinya kebakaran sangat besar. Namun, karena alasan efisiensi anggaran, usulan kantor cabang pemadaman kebakaran tersebut tidak pernah terealisasi.
“Saat ini, kita masih ada empat cabang yakni, di KIM, Belawan, Amplas dan Medan. Idealnya kita punta 11 cabang di Medan. Setiap tahun kita usulkan agar dibangun dua cabang lagi di Selayang dan Sunggal, karena kalau ada kejadian kebakaran didaerah itu kita sulit menjangkaunya dan sering terlambat. Tapi, karena lahannya nggak ada dan ada efisiensi anggaran, usulan itu tidak pernah terealisasi,” ucapnya.
Karena itu lanjutnya, saat ini pihaknya hanya memanfaatkan kantor pemadaman kebakaran di empat cabang dengan 30 unit mobil pemadam kebakaran.
“Dengan 30 unit mobil pemadam kebakaranpun kita masih kurang, karena idealnya kita punya 80 unit. Tapi kalau dianggap mencukupi ya kita cukup-cukupi. Karena itu, kita berharap sekali kesadaran masyarakat. Kalau mobil pemadam kebakaran melewati jalan, agar masyarakat pengguna jalan meminggirkan kenderaannya, supaya kita tidak tiba terlambat,” ujarnya.(don/surya)