Tak Jelas Relokasi Pengungsi Sinabung
Pengungsi Gunung Sinabung masih bertahan menunggu pelaksanaan relokasi.(transindonesia.co)
TRANSINDONESIA.co, Karo : Rencana relokasi untuk pengungsi erupsi Gunung Sinabung tak kunjung teralisasi, sementara 1.255 jiwa (389 kepala keluarga) sudah sangat mendesak ingin kembali ke rumahnya masing-masing karena sudah mengungsi selama hampir lima bulan.
Sekda Pemerintah Kabupaten Karo, Sabrina, mengakui, pemkab dan pemerintah propinsi Sumatera Utara (Pempropsu) masih mencari lahan yang cocok untuk relokasi pengungsi.
“Sampai sekarang kita belum temukan lahan untuk relokasinya. Kita ingin lahan itu nantinya dapat juga membuat warga bertani,” ujarnya kepada ikaberita.com di ruang kerjanya, Kamis (20/2/2014).
Dijelaskannya, lahan untuk relokasi pengungsi itu direncanakan seluas 400 hektar untuk warga Desa Sukameriah (450 jiwa, 137 KK), Bekerah (338 jiwa, 115 KK), dan Simacem (467 jiwa, 137 KK) atau desa yang berada di zona berbahaya dari Gunung Sinabung.
Sementara tentang tawaran Menteri Kehutanan memberi lahan seluas 9.000 ribu hektar untuk dijadikan area relokasi warga korban Gunung Sinabung, dikatakan Sabrina, akan berkoordinasi dengan pempropsu secepatnya untuk melihat lahan yang ditawarkan apa cocok untuk relokasi pengungsi.
Saat dikonfirmasi ke Deputi Rehabilitasi Rekontruksi BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja, menjelaskan, masalah lahan relokasi pengungsi menjadi tanggungjawab pemkab setempat bekerjasama dengan pempropsu.
“Mencari Lahan untuk relokasi itu sulit, harus ada prosesnya. Kami hanya dapat menunggu pemda secepatnya menyiapkan lahan,” katanya singkat.
Salah seorang pengungsi, Erika Sembiring (42) mengatakan, sudah ingin kembali ke kampung halamannya di Desa Sukameriah. “Ingin pulang, sudah lama kami di posko pengungsian. Tapi masih dilarang. Kalaupun akan direlokasi, kami ingin secepatnya,” kata Erika yang lahir hingga berumah tangga tinggal di Desa Sukameriah.
Tapi begitupun, ia sangat berat meninggalkan desanya.
“Segala milik kami ada di sana, rumah, tanaman, dan ternak. Tapi kalau memang relokasi, kami minta agar lokasi desa yang baru nanti dapat menyediakan penunjang hidup mereka. Tanah yang subur, dekat dengan pusat penyedia kebutuhan hidup, dan juga lokasi aman dimintanya agar menjadi perhatian pemerintah,” katanya.
Sebelumnya, Pemkab Karo akan merelokasi tiga desa yakni Desa Sukameriah, Bekerah, dan Simacem harus dipindahkan lokasinya karena berada di zona paling berbahaya. Erupsi Gunung Sinabung akan dengan mudah menyapu desa itu bila jangkaun awan panas apalagi lahar menembus jarak 5 km.(don/ded)