Kantor Perdana Menteri Thailand di Kepung Petani

Petani demo Perdana Menteri ThailandPolisi Thailnad berjaga-jaga di kantor Perdana Thailand.(istimewa)

 

TRANSINDONEISA.co, Bangkok : Kantor Perdana Menteri (PM) Thailand, Yingluck Shinawatra, Senin (17/2/2014), dikepung ratusan petani Thailand yang kecewa akibat beras yang mereka jual kepada pemerintah belum dibayarkan.

Para pengunjuk rasa protes dengan mengepung kantor PM, dan mengancam akan merusak gedung pemerintah jika Yingluck tidak keluar menemui mereka untuk membicarakan masalah penunggakan pembayaran. Mereka juga mewanti-wanti untuk menggelar unjuk rasa serupa dengan yang dilakukan oposisi untuk menggulingkan adik kandung mantan PM Thaksin Shinawatra itu.

“Perdana menteri (Yingluck) dalam keadaan baik tapi kami tidak. Bagaimana kami akan memberi makan anak-anak kami? Saya ingin dia memikirkan keadaan kami,” ungkap seorang protes. “Petani adalah orang-orang yang hidupnya sulit, mereka tidak akan biasanya berbicara. Namun situasi ini membuat kami begini,” tambahnya.

Tayangan televisi memperlihatkan para petanoi memanjat pagar kawat berduri dan beton penghambat di kompleks Kementerian Pertahanan, Bangkok. Kantor itu telah dijadikan tempat bekerja oleh Yingluck sejak protes antipemerintah berlangsung.

Mesipun mengepung kantor tersebut, petani pengunjuk rasa tidak sampai memasuki area dalam gedung karena dicegah aparat keamanan. Aksi mereka terpisah dari massa oposisi yang menggelar unjuk rasa di Government House atau Perkantoran Pemerintah di pusat Kota Bangkok.

Tatkala maju sebagai kandidat perdana pada 2011 lalu, Yingluck mendapat sokongan kuat dari kelompok petani menteri yang membuatnya berhasil terpilih. Salah satu program yang ia gaungkan untuk merebut simpati kelompok petani dan kelompok miskin adalah dengan menggulirkan skema subsidi beras.

Yingluck berjanji akan membeli beras petani hingga 50% di atas harga pasar. Namun belakangan pemerintah gagal membayar beras-beras yang telah dijual petani tersebut akibat tidak memiliki dana dan kalah bersaing dengan beras Vietnam dan India.

Kegagalan pemerintah itu berbuntut panjang karena konstituennya tersebut kini berbalik menikam popularitasnya. Masalah bertambah rumit karena kelompok oposisi dari Komite Reformasi Rakyat Demokratik (PDRC) mencoba menunggangi kekecewaan para petani untuk menggulingkan Yingluck.

Adapun PDRC menuding Yingluck adalah boneka Thaksin yang diyakini masih memiliki pengaruh kuat di lingkar kekuasaaan Thailand. Pria yangkini berada di pengasingan itu sempat akan pulang ke Thailand setelah pemerintah mengusulkan undang-undang amnesty atau pengampunan untuknya namun terlanjur diprotes dan dikecam.

“Kami akan menggunakan semen yang cepat kering untuk menutup gerbang Government House sehingga kabinet tidak bisa masuk untuk bekerja,” ungkap Ketua Jaringan Mahasiswa dan Masyarakat untuk Reformasi Thailand, Nittitorn Lamrue.(rts/fen)

 

Share