Alat berat menyelesaikan proses pengurukan Jalan Pantura Kudus-Pati yang terendam banjir di kawasan Jati, Kudus, Jateng, melumpuhkan Jalur Pantura.(foto-ant)
TRANSINDONESIA, Kudus : Kerugian akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah diperkirakan mencapai Rp500 miliar. Kerugian itu mulai dari kerusakan infrastruktur jalan raya, kerusakan ribuan hektar lahan pertanian, kerusakan rumah hingga korban jiwa.
“Sejak banjir dan longsor melanda daerah Kudus sudah 15 orang meninggal dunia. Kerugian mencapai Rp 500 miliar,” ujar Bupati Kudus Mustofa saat melakukan peninjaun lokasi banjir bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agus Laksono di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2014) pagi.
Mustofa mengatakan, banjir dan tanah longsor mulai melanda sejumlah kawasan di Kudus pada 20 Januari lalu. Banjir meliputi lima wilayah kecamatan yang memaksa 14.442 jiwa mengungsi. Para pengungsi kini masih terus bertahan di lokasi pengungsian yang disediakan BNPB pusat dan daerah.
Akibat musibah banjir itu masa Tanggap Darurat telah diberlakukan Pemerintah Kabupaten Kudus. Banjir melanda Kabupaten Kudus bukan hanya akibat hujan namun karena meluapnya Kali Gedis.
“Kami telah berupaya melakukan penanganan korban banjir dan longsor. Ini yang paling penting sambil menunggu banjir surut untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak,” ujar Mustofa.
Hingga Kamis pagi, sejumlah Kecamatan masih terendam banjir. Jalur Kudus-Semarang yang sempat terputus selama 5 hari kini telah bisa dilalui kendaraan.
“Kami harus melakukan peninggian jalan hingga satu meter agar akses penting dari Semarang-Kudus bisa dilalui kendaraan,” kata Bupati.
Dari pantauan Beritasatu di Kudus, Kamis pagi, akibat banjir telah menyebabkan kelumpuhan lalu lintas. Ribuan kendaraan yang didominasi truk pengangkut barang harus antre untuk melewati lokasi banjir.
Jalan telah diuruk dengan ketinggian hingga satu meter memiliki panjang sekitar dua kilometer. Itupun hanya satu jalur sehingga diberlakukan buka-tutup.(sp/ant/rin)