Sardar Ahmad (40), seorang jurnalis dari kantor berita Agence France-Press, bersama istrinya dan dua anaknya yang masih kecil ditembak oleh empat anggota Taliban di sebuah hotel di Kabul, Afghanistan, 20 Maret lalu.(afp)
TRANSINDONESIA.CO, Kabul : Sardar Ahmad (40), seorang jurnalis dari kantor berita Agence France-Press, bersama istrinya dan dua anaknya yang masih kecil ditembak oleh empat anggota Taliban di sebuah hotel di Kabul, Afghanistan, 20 Maret lalu.
Sebanyak sembilan orang meninggal dalam aksi tersebut, termasuk Ahmad dan keluarganya.
Anak terkecil Ahmad berhasil selamat namun sekarang kondisinya kritis.
Penembakan terjadi di Hotel Serena yang memiliki keamanan tinggi dan kerap digunakan oleh staff PBB untuk menginap.
Dalam sebuah obituari, disebutkan “Rekan Sardar Ahmad, reporter senior kami di biro AFP Kabul, sangat terkejut. Jumat ini, kami mengenang hilangnya rekan kami yang berbakat dan telah meliput konflik Afghanistan hingga cerita anekdot seperti seekor singa yang hidup di atap”.
Asosiasi jurnalis Afghanistan (The Gathering of Afghan Journalists Group) mengecam tindakan teroris tersebut. Dalam pernyataanya, asosiasi tersebut mengatakan jurnalis selalu berusaha menjaga sikap netral.
“Dalam kasus ini, Taliban dengan kejamnya menarget warga sipil, membunuh perempuan, dan anak-anak,” tulis asosiasi tersebut dalam pernyataannya.(dm/fen)