Pengembang Kabur, Warga GMM Bekasi Kebanjiran
TRANSINDONESIA.CO – Warga Perumahan Graha Mustika Media (GMM), Desa Lubang Buaya, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tertipu oleh developer dan pengembang yang kabur meninggalkan tanggungjawabnya hingga warga mengalami banjir setiap kali hujan.
Sejak lima tahun terakhir, hampir 5 ribu kepala kelurga (KK) yang tinggal di GMM kerap mengalami banjir. Banjir yang tidak berkesudahaan itu terus dialami sebagian besar warga GMM.
Halnya banjir yang melanda Jumat 21 Oktober 2016 pagi hingga malam ini masih menggenangi jalan dan rumah warga.
“Saat ini berangsur surut, tapi sampai malam ini sebagian rumah masih tergenang dan tinggi air di jalan perumahan masih sebatas betis orang dewasa. Yang pasti warga tertipu membeli rumah di GMM ini,” kata Ketua RT03/10 GMM, Danu, Jumat 21 Oktober 2016 malam.
Menurutnya, PT Media Line sebagai developer dan PT Budi Mustika sebagai pengembang sudah hampir empat tahun terakhir meninggalkan GMM sebelum menyerahkan ke Pemda Kabupaten Bekasi.
Meski sudah pernah didemo warga, pihak kontraktor menyatakan ketidak sanggupannya untuk membangun danau sebagai penampungan air. “Developer hanya menghibahkan tanah, tapi tidak mau membangun danau agar rumah warga terhindar dari banjir,” kata Danu.
Lebih lanjut Danu menyatakan, warga sudah berupaya keras membangun sendiri dengan cara swadaya, tetapi sampai saat ini danau buatan untuk saluran dan diperuntukan untuk penampungan air tidak mampu dimaksimalkan.
“Akibatnya, Pemda tidak mau menerima penyerahan GMM untuk dapat membangun fasos dan fasum. Anehnya, kini pihak pengembang dan delover sudah tidak dapat dihubungi lagi,” katanya.
Danu mengtakan, delover dan pengembang bagaikan “raib” meninggalkan bencana pada warga GMM.
“Inikan sama saja kami ditipu. Tanggungjawab pengembang dan developer untuk membenari fasos dan fasos yang diminta Pemda agar dapat dilaksanakan serah terima tak kunjung dipenuhi. Akhirnya kami yang merasakan kesulitan dan setiap kali hujan deras pasti terjadi banjir,” ujarnya.
Seperti hari ini, 890 KK terendam akibat curah hujan yang cukup tinggi selam 3 jam. Air yang masuk kedalam rumah hinga mencapai 0,5 meter itu dialami warga yang tinggal di Blok H sebanyak 250 KK, Blok F sebanyak 200 KK, Blok K sebanyak 200 KK, Blok J sebanyak70 KK, Blok P sebanyak 50 KK dan Blok Q sebanyak 120 KK.
Hingga malam ini banjir beragsur surut dan sebagian rumah sudah tidak lagi terendam, tetapi di jalan-jalan blok masih tergenang.
“Kami sudah tidak tahu lagi harus mengadu kemana. Di satu sisi, Pemda tidak mau menerima karena alasan belum ada perbaikan dari pengembang, sedangkan saat ini pengembang sudah kabur dan sudah tidak dapat lagi menghubungi pengembang,” kata Danu[IDH/BEN]