TRANSINDONESIA.CO – Benarkah mafia berkuasa? Benarkah mafia menjadi idola? Semua yang berkaitan dengan mafia seakan bagai setengah dewa, dan seolah-olah menunjukan giginya.
Mafia identik dengan ilegal, uang dan uang yang dijadikan pendekatanya, memaksaka, mengancam, merekayasa, membuat scenario dan rekayasa pemutar balikan fakta. Menguasai sumber daya dari hulu sampai hilir.
Mafia-mafia dalam kehidupan sosial semestinya ditumbangkan atau disingkirkan. Anehnya mereka kaum disayang karena pandai meleyani dan segar menimbuni pejabat-pejabat dengan uang rampokannya.
Ia terkesan pahlawan walau dengan cara setan yang dia tanam. Tak heran semua memuja muji segala kebesaran diberikannya.

Mafia bagai diaspora dan berada dimana-mana ia bagai dihembus angin terus saja berkuasa. Tak ada lagi kesempatan bagi yang baik dan benar untuk bersuara. Segala kejumawaannya terus ia taburkan dan tanam seakan akan memang utusan Tuhan.
Mafia-mafia tatkala berkuasa akan membangun kasta bahkan tata krama sendiri dalam nilai-nilai diantara mereka dan kroninya. Membangun dan menanamkan ketakutan, ancaman-ancaman kepada yang lemah dan terus mbabu kepada yang kuat sebagai cantelan-cantelan kekuasaanya.
Mafia ini tak beda dengan monyet yang bergelantungan. Ia hanya bisa hidup dari yang ia gantungi dan dari sumber daya yang dikangkanginya.
Para mafia ini akan terus merajalela kemana-mana. Jangankan di lawan, dirasani saja matilah yang ngrasani. Mafia ini sakti karena ada god fathernya, karena mengerami sumber daya dan dilindungi oleh kekuatan-kekuatan yang terang-terangan atau yang dibalik layar.
Mafia di sayang karena pandai menghasilkan uang, walau hasil rampokan dan menginjak hak orang, mengeruk kekayaan alam dan mengkorup uang rakyat. Mafia memang berkuasa dan menjadi idola bagi yang ketakutan, tak lagi berpengharapan, dan para pemuja dan budak harta.[CD04102016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana