Sjafrie Sjamsoeddin Disambut Hangat di Pertuni

TRANSINDONESIA.CO – Selepas menjabat sebagai wakil Menteri Pertahanan, berbagai pinangan datang kepada Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Baik sebagai komisaris dari   berbagai perusahaan, pengurus ormas, hingga pinangan sebagai kandidat kepala daerah dari partai politik.

Bahkan, pekan-pekan ini namanya santer disebut masuk dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan kepala daerah (PILKADA) 2017. Mantan Pangdam Jaya ini dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat menghadapi Gubernur Petahana, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Namun, Pria kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 ini  justru menjatuhkan pilihannya pada aktifitas yang bersifat Sosial. Sjafrie justru memilih bergabung dengan organisasi Persatuan Tuna Netra Seluruh Indonesia (Pertuni), pada Selasa (14/6/2016) resmi diangkat sebagai anggota Dewan Pembina organisasi yang memayungi lebih dari 3,5 juta kalangan penyandang tuna netra.

Mantan Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin resmi menyandang anggota Dewan Pembina Persatuan Tuna Netra Seluruh Indonesia (Pertuni).[Ist]
Mantan Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin resmi menyandang anggota Dewan Pembina Persatuan Tuna Netra Seluruh Indonesia (Pertuni).[Ist]
“Saya ingin bisa membantu penyandang tuna netra yang jumlahnya cukup banyak ini, agar bisa hidup sejahtera dan mandiri,” kata Sjafrie pada siaran persnya yang diterima Transindonesia.co, Rabu (15/6/2016).

Tokoh senior, Mohamad ‘Bob’ Hasan adalah aorang yang mengajak Sjafrie untuk membantu Pertuni. “Iya, saya yang ajak pak Sjafrie. Saya bilang, gak usah terjun ke dunia politik, karena politik itu butuh modal besar, dan belum tentu baik, lebih baik ke dunia sosial bantu orang buta,” ujar pria yang akrab disapa Bob Hasan ini.

Kebetulan, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan ini, sudah puluhan tahun terlibat di Pertuni dan kini duduk sebagai ketua Dewan Pembina Pertuni.

Menurut Bob Hasan, di Pertuni, Sjafrie akan terlibat secara aktif membantu mengawasi dan

memfasilitasi jalannya program-program yang telah dibuat pengurus Pertuni. Salah satu program yang akan dijalankan tahun ini yaitu mengentaskan kemiskinan khususnya para penyandang tuna netra di wilayah pedesaan. Kemiskinan dan kekurangan Gizi menjadi salah satu faktor terbesar penyebab kebutaan di Indonesia.

“Nah, kita harus mencegah agar tidak semakin banyak penyandang tuna netra, dengan mengentaskan masyarakat miskin di pedesaan dan menjadikan mereka sejahtera,” tegas Bob Hasan.

Untuk itu, Bob Hasan merasa perlu  mengajak Letjen (Purn) Sjafrie untuk terlibat dalam Pertuni. “Agar muncul inisiatif-inisiatif baru memecahkan persoalan kemiskinan masyarakat pedesaan,” tambah Bob Hasan.

Kehadiran  Letjen (purn) Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin dalam jajaran Dewan Pembina Pertuni mendapat sambutan hangat dari pengurus pusat DPP Pertuni. Ketua umum Pertuni Aria Indrawati  mengatakan, kehadiran Letnan Jenderal (purn) Sjafrie, akan memperkuat jaringan Pertuni dalam mendorong isu-isu disabilitas khususnya kalangan tuna netra, dalam berhadapan dengan birokrasi maupun kalangan legislasi.

Pertuni, menurut Aria, selama ini menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kehidupan dan perekonomian para penyandang tuna netra. Termasuk, diantaranya memberi perhatian   khusus terhadap pendidikan anak-anak penyandang tuna netra. Sebagian besar penyandang  tuna  netra muda, memiliki aksesibilitas yang minim terhadap dunia sekolah.

Selain karena masalah biaya akibat kemiskinan, akses untuk mendapat pendidikan yang layak juga tidak mudah.“Padahal, program kita, salah satunya, anggota Pertuni, khususnya yang muda, semuanya harus bersekolah,” ujar Aria.

Setumpuk kegiatan Pertuni pun sudah disiapkan tahun ini untuk meningkatkan kesejahteraan tuna netra. Menurut Aria Indrawati, rencananya, Pertuni akan melakukan pelatihan computer dan usaha  UMKM  (Usaha Mikro,  Kecil dan  Menengah)   kepada  sejumlah pengurus  dan anggota Pertuni di seluruh Indonesia. Para pengurus daerah akan dikonsentrasikan di empat wilayah   yang   menjadi   konsentrasi   kalangan   tuna   netra.   Yaitu,   pulau   Jawa   bertempat   di Semarang, Sumatera ( Medan), Kalimantan (Balikpapan) dan Indonesia Timur (Mataram)     Rencanannya, kegiatan pelatihan yang diintegrasikan dengan kegiatan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bersama Yayasan Damandiri dan BPR Nusamba ini akan dilakukan selama dua bulan yaitu Agustus dan September mendatang.

Menurut Aria, tujuan   pelatihan   ini   agar   para   pengurus   daerah   tidak   gagap   teknologi   dan   mampu mengoperasikan,   dan   bahkan   menggunakan   kemampuan   komputer   tersebut   untuk mengembangkan usahanya di sektor UMKM.

Selain Komputer, para pengurus dan penyandang tuna netra juga akan diajarkan berusaha menjadi   pengusaha   UMKM,   dengan   mendatangkan   para   pakar   di   bidang   pemasaran, pertanian hingga keuangan.[Saf]

Share