Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Fernita Darwis.(ist)
TRANSINDONESIA.co, Jakarta : Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Fernita Darwis mengatakan, calon legislatif perempuan harus pintar-pintar membagi waktu, tenaga, pikiran, dan biaya agar bisa terpilih di pemilihan legislatif 9 April 2014 mendatang.
Sebab, caleg perempuan dari sisi tenaga, waktu, pikiran, dan biaya pastinya lebih berat ketimbang caleg laki-laki.
“Selain perempuan harus berperan ganda, ketika perempuan aktivitasnya di luar rumah tinggi, juga masih dianggap kurang baik. Dari aspek pikiran, perempuan juga punya kendala yang lebih tinggi dari laki-laki, dikarenakan pemberdayaan perempuan di parpol itu baru digalakan secara maksimal pada dua pemilu ini,” kata Fernita Jakarta, Jumat.
Caleg DPR RI Nomor Urut 1 dari daerah pemilihan Jawa Barat XI (Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut) ini mengatakan, dari sisi finansial juga perempuan punya kendala yang lebih tinggi karena perempuan lebih sedikit punya dana di banding caleg laki-laki.
Karena itu, ujar Fernita, perempuan harus bisa mengatur dan membagi waktunya agar bisa berjalan fungsi di rumah tangga, juga fungsi aktivitas pencalegannya. “Misalnya, pergi bersosialisasi setelah menyelesaikan tugas rumah tangga atau berbagi tugas dengan suami atau keluarga dekat selama jadwal sosialisasi sebagai caleg,” katanya.
Begitu juga dari sisi tenaga, ujar Fernita, Caleg perempuan harus bisa membagi tenaga agar tidak overload yang bisa berakibat fatal, seperti sakit karena kelelahan.
Dari sisi pikiran, Caleg perempuan bisa mensiasatinya melalui berbagi dengan keluarga dekatnya apa yang mesti dipikirkan, atau agar tidak menjadi memberatkan bagi si Caleg maupun keluarga.
“Juga dengan menambah ilmu pengetahuan, wawasan sehingga paham dan tahu mana yang harus diketahui dalam bersosialisasi sebagai caleg. Dari sisi keuangan dapat disiasati dengan mengatur pengeluaran biaya seefektif dan seefisien mungkin kebutuhan logistik, dan operasional untuk sosialisasi atau kampanye,” kata Fernita.(ant/ren)