Asap Indonesia Semakin Pekat, Sekolah di Bukittinggi Diliburkan

Kabut asap Indonesia liburakan sekolah.
Kabut asap Indonesia liburakan sekolah.

TRANSINDONESIA.CO – Seluruh sekolah di kota Bukittingi, Sumatra Barat, mulai Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), kembali diliburkan karena makin pekatnya kabut asap yang menyelimuti kota tersebut.

Kebijakan meliburkan kegiatan belajar-mengajar itu antara lain dilakukan SDN 08 Tarok Dipo dan TK Genius. Pihak sekolah meliburkan siswanya sepekan penuh hingga Sabtu.

“Sekolah kembali diliburkan tiga hari sejak kemarin (Kamis) sampai Sabtu. Kapan masuknya tergantung perkembangan asap,” kata warga Bukittinggi Isnadi (62 tahun), Jumat (23/10/2015).

Isnadi mengatakan, sudah lebih dari sebulan kotanya diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan di Pekanbaru dan Jambi. Dia pun harus mengupayakan banyak masker untuk dikenakan seluruh anggota keluarganya.

Tak hanya menyesakkan pernapasan, bencana asap ini juga makin menganggu aktivitas ekonomi di Bukittinggi. Pasalnya, asap pekat menyebabkan jarak pandang terbatas.

“Kalau siang, jarak pandang kendaraan hanya sekitar 100-200 meter. Tapi kalau pagi harus menyalakan lampu badai karena berbahaya,” kata Isnadi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di Bukik Koto Tabang, Kabupaten Agam, menggunakan alat Global Atmosfer Watch untuk mengukur kualitas udara di Bukittinggi. BMKG mencatat indeks standar pencemaran udara (ISPU) terparah terjadi kemarin. Pencemaran masuk kategori berbahaya.

Kualitas udara dinyatakan dalam kategori berbahaya jika indeks standar pencemaran udara memiliki kandungan particular molekul (PM) 10 di atas 420 mikro gram per meter kubik.

Sementara udara di Bukittinggi dalam dua hari terakhir memiliki kandungan di kisaran 438 mikro gram per meter kubik hingga 509 mikro gram per meter kubik.

Kemarin, Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan proses belajar-mengajar di sekolah yang berada di wilayah dengan indeks standar pencemaran udara di atas ambang toleransi, akan dihentikan.

Penghentian proses belajar dilakukan agar anak-anak tidak terkena dampak asap lebih parah lagi. Dalam kondisi kabut asap, kata Anies, kesehatan lebih utama dibandingkan pendidikan.

“Siswa tak perlu khawatir ketinggalan materi karena nanti akan ada penyesuaian materi,” kata Anies.

Menurutnya, materi ujian bagi siswa di daerah terdampak kabut asap akan dibedakan dengan daerah yang tak terkena bencana.(Cnn/Dri)

Share