TRANSINDONESIA.CO – Sastrawan Budi Dharma mengatakan, “tiada karya yang baik jika tanpa pengendapan”.
Mengendapkan merupakan suatu proses belajar yang bertujuan merasukan dalam jiwa sehingga menyatu, mengakar sehingga menjadi sesuatu yang tertanam dapat di tumbuh kembangkan.
Kemampuan mengendapkan menjadi penting dilakukan tatkala kita ingin menemukan, menumbuh kembangkan dan membangun karakter.
Tatkala tidak ada pengendapan maka sekali terjadi, selesai berlalu seperti angin lewat dan tanpa bekas.
Mengendapkan merupakan proses kontemplasi/perenungan untuk menghubung-hubungkan (mengkonstruksi) untuk meningkatkan kualitas, memelihara, membangun bahkan menemukan sesuatu yang baru.
Dalam serial film anak-anak blue clues (tanda-tanda blue si anjing kecil) ditunjukan bahwa fenomena-fenomena alam begitu beragam.
Disitulah diajarkan mengkategorikan. Apa yg dikategorikan tadi diberi tanda. Apa yang telah ditandai selalu dicatat.
Tatkala tanda-tanda yang dicatat sudah dianggap cukup maka dibawalah datatanda yang sudah dicatat pada kursi berpikir.
Pada kursi berpikir inilah sebagai bagian kontemplasi (pengendapan) memikirkan, menghubung-hubungkan dan menemukan.
Sebagai contoh tanda-tanda yang dikumpulkan atau dicatat dalam buku catatan (kolam, hijau, dan lompat-lompat).
Pada kursi berpikir direnungkan dan dihubung-hubungkan dan bertanya, apa yang ada di kolam, warnanya hijau dan bisa melompat-lompat: ketemulah kodok. Kodok ini konsep baru dari tanda-tanda tadi yang berbeda dan tidak mirip sekalipun.
Ini permainan ala play group yang mengajarkan pengkategorian, pencatatan, pengendapan, mengkonstruksikan dan menemukan hal baru. Ini sebenarnya melatih otak untuk tidak menghafal.
Kontemplasi merupakan bagian dari proses mengkonstruski, dengan imajinasi untuk dapat menghubung, hubungkan, membuat model, melihat fenomena dibalik gejala dan fakta serta mampu menemukan hal baru.
Pengendapan merupakan skill tatkala sudah dijadikan habit maka akan mampu untuk mencegah, memperbaiki, meningkatkan, bahkan membangun hal yang baru.(CDL-Jkt121015)
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana