TRANSINDONESIA.co, Denpasar : Provinsi Bali meraup devisa sebesar 200,66 juta dolar AS dari pengapalan berbagai jenis mata dagangan hasil usaha kerajinan kecil skala rumah tangga selama 2013.
“Perolehan devisa itu menurun tipis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 202,06 juta dolar AS,” kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Kamis (27/2/2014).
Ia mengatakan, meski perolehan devisa sektor industri kerajinan kecil yang berkembang hingga ke pelosok pedesaan itu merosot, namun tetap mempunyai peran strategis dalam mendongkrak ekspor Bali.
“Usaha kerajinan kecil hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 41,23 persen dari total ekspor Bali sebesar 486,96 juta dolar AS, meningkat 0,88 persen dibanding tahun sebelumnya tercatat 481,83 juta dolar AS,” ujar Ketut Teneng.
Kerajinan yang menonjolkan unsur seni yang menembus pasaran luar negeri itu terdiri atas 17 jenis matadagangan yang umumnya sangat disenangi konsumen dari berbagai negara di belahan dunia.
Dari 17 jenis matadagangan itu yang paling besar menyumbangkan devisa adalah hasil industri dari bahan baku kayu berupa patung dan jenis cendera mata lainnya dengan nilai 90,61 juta dolar AS.
Ketut Teneng menambahkan, hasil kerajinan furniture menyumbangkan devisa sebesar 28,17 juta dolar AS, kerajinan dari bahan baku perak 23,73 juta dolar, logam 11,22 juta dolar AS dan kerajinan kulit 9,22 juta dolar AS.
Selain itu kerajinan alat musik, anyaman, kerajinan dari bahan baku padas, keramik, kerang, kerajinan lilin dan kerajinan tulang.
Bali tidak memiliki sumber daya alam yang bisa diandalkan untuk menghasilkan devisa. Meskipun demikian komoditas yang dihasilkan mengikuti perkembangan pariwisata mampu menghasilkan devisa yang diharapkan semakin meningkat pada masa-masa mendatang, harap Ketut Teneng.(ant/oki)